Aminsaja.com – 20 Cara Berbakti Kepada Orang Tua Sesuai Syariah, Dalam ajaran Islam, seorang anak diwajibkan untuk berbakti kepada kedua orang tua, yang disebut dengan istilah birrul walidain.
Kedudukan orang tua di dalam Islam sangat tinggi dan dimuliakan, sehingga Allah SWT akan memberikan Ridha-Nya dengan syarat ada keridhaan dari orang tua. Dan kemurkaan Allah SWT juga tergantung kepada kemurkaan kedua orang tua. رِضَا اللهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ Artinya: “Ridha Allah ada pada Ridha kedua orang tua, dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua”. (HR Muslim)
Jasa kedua orang tua kepada anaknya begitu banyak, sehingga sebanyak apa pun bakti anak terhadap orang tua belum mampu membalas satu tarikan nafasnya.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan oleh seorang anak untuk berbakti kepada kedua orang tua, tetapi akan kami sajikan 20 Cara Berbakti Kepada Orang Tua Sesuai Syariah baik orang tua masih hidup atau sudah meninggal.
Perintah Berbakti Kepada Orang tua
Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:
وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (QS. Lukman:14)
Keutamaan Berbakti kepada Orang Tua
1. Amal Paling Dicintai Allah SWT
سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ « الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا » . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ « ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ » .قَالَ ثُمَّ أَىّ قَالَ « الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ » . قَالَ حَدَّثَنِى بِهِنَّ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى
Artinya: “Aku bertanya pada Rasulullah SAW, Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah SWT? Beliau SAW menjawab: “Shalat pada waktunya”. Lalu aku bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?’” Beliau SAW menjawab: “berbakti kepada kedua orang tua“. Lalu aku bertanya lagi: “Kemudian apa lagi?” Lalu beliau SAW mengatakan: “Berjihad di jalan Allah’.” Lalu Abdullah mengatakan: “Nabi SAW memberitahukan hal-hal tadi kepadaku. Seandainya aku bertanya lagi, pasti beliau akan menambahkan (jawabannya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Memanjangkan Umur dan Menambah Rezeki
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ ،قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ، وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ، وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ.
Artinya: “Dari Anas bin Malik ra, Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezkinya, maka hendaknya ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturrahim (kekerabatan).” (HR. Ahmad)
3. Akan Dapat Balasan perlakuan baik dari anak
Rasulullah SAW bersabda: “Berbuat baiklah kepada orang tua-orang tua kalian maka anak-anak kalian akan berbuat baik kepada kalian, dan jagalah diri kalian (dari zina), maka istri-istri kalian akan terjaga (dari zina),” (HR Ath-Thabarani).
Berbakti kepada Orang Tua Yang Beda Agama
Beriman dan Menyembah Allah SWT adalah kewajiban pertama dan utama seorang Muslim, dalam kondisi apa pun dan bagaimanapun keimanan harus senantiasa dipegang teguh dan dipelihara. Termasuk jika ada orang tua yang belum beriman atau beda keyakinan, maka seorang anak tetap wajib mendahulukan keimanannya dengan tetap menyembah Allah SWT, namun demikian kepada orang tua yang berbeda agama atau keyakinan tetap harus berbuat baik sebatas urusan dunia. Sebagaimana yang difirmankan dalam Al-Qur’an sebagai berikut:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”. (QS al-Isra’ :23).
Dalam ayat yang lain dijelaskan sebagai berikut:
وَٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنࣰا وَبِذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡیَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡجَارِ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالࣰا فَخُورًا
Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri”. (QS an-Nisa’ :36).
Berbakti Kepada Orang Tua yang Dzolim
Dijelaskan dalam kitab Al Adabul Mufrod karya Imam Bukhari, Hajjaj menceritakan kepada kami, ia berkata: Hammad bin Salamah menceritakan kepada kami, dari Sulaiman at-Taimi, dari Sa’id al-Qaisi dari Ibnu Abbas Rodhiyallâhu ‘Anhu, ia berkata,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ لَهُ وَالِدَانِ مُسْلِمَانِ يُصْبِحُ إِلَيْهِمَا مُحْتَسِباً ، إِلَّا فَتَحَ لَهُ اللهُ بَابَيْنِ – يَعْنِي : مِنَ اْلَجَّنةِ – وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَوَاحِدٌ ، وَإِنْ أَغْضَبَ أَحَدُهُمَا لَمْ يَرْضَ اللهُ عَنْهُ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ ، قِيْلَ : وَإِنْ ظَلَمَاهُ ؟ قَالَ : وَإِنْ ظَلَمَاهُ
Artinya: “Tidaklah seorang Muslim yang mempunyai kedua orang tua yang Muslim yang berbakti kepada mereka berdua dengan mengharap pahala (dari Allah) melainkan Allah akan membukakan dua pintu –maksudnya pintu Surga- untuknya. Jika (orang tua) tinggal salah satu, maka pintu yang akan dibukakan juga satu pintu. Jika dia membuat murka salah satunya, maka Allah tidak akan ridha (kepadanya) hingga orang tuanya ridha kepadanya.“ Lalu ada yang bertanya, “Meskipun kedua (orang tua)nya itu menzaliminya?” Ibnu Abbas menjawab, “(Ya) Meskipun keduanya menzaliminya,”
Cara Berbakti kepada Orang Tua Yang Masih Hidup
1. Bertutur kata yang baik
Tidak boleh seorang anak berkata kasar yang menyakiti orang tua. Seorang anak seharusnya selalu bertutur kata yang baik kepada orang tuanya. Perbedaan pendapat dengan orang tua bisa saja terjadi, tetapi sebainya anak tidak mendebat. Lebih baik diam dan menghindari pertengkaran. Sebagaimana QS Al Isra’:23 di atas, bahwa dilarang keras seorang anak membantah dengan perkataan “Ah” apalagi membentak, bertutur katalah yang baik dan sopan.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Janganlah engkau menggunakan kefasihan bicaramu (mendebat) di hadapan ibumu yang dahulu telah mengajarimu berbicara”.
2. Selalu mendoakan orang tua
Doa seorang anak kepada orang tua adalah termasuk Sedekah Jariyah Pahala Terus Mengalir, dan merupakan bukti bakti seorang anak terhadap orang tua. Doa untuk orang tua adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا
Allahumma fighfirlii wa liwaa lidhayya warham humaa kamaa rabbayaa nii shoghiroo
Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Baik ibu maupun bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.”
3. Memprioritaskan dan Memuliakan orang tua
Di zaman akhir ini, karena kesibukan banyak anak yang tega menitipkan orang tua ke panti jompo atau lansia, memang secara materi tercukupi tetapi tidak seharusnya anak membiarkan orang tua menghabiskan akhir hidupnya sendirian. sesibuk apa pun anak orang tua harus tetap diprioritaskan dan dimuliakan. Dalam setiap kesempatan, hendaknya kita selalu memprioritaskan orang tua, terutama ibu dan selalu berbuat baik padanya. Rasulullah SAW bersabda: “Berbuat baiklah kepada ibu, karena surga berada di bawah kedua telapak kakinya”
4. Membuat bangga orang tua
Berbuat baik kepada orang tua adalah perintah Agama, maka membuat bangga orang tua dengan prestasi kita, merupakan bentuk bakti kepadanya. Dan ketika orang tua bahagia maka Ridha Allah SWT juga akan datang untuk kita.
5. Memberinya Nafkah
Saat seorang anak sudah mandiri dan bisa mencari nafkah sendiri, sebaiknya sang anak menunjukkan sikap berbaktinya dengan memberi kehidupan yang layak bagi orang tuanya. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ ۖ قُلْ مَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ خَيْرٍ فَلِلْوَالِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Artinya: “Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan”. Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya”. (QS. Baqarah: 215).
6. Merawat orang tua di usia senja
Ketika orang tua berada di usia senja, umumnya orang tua memerlukan perhatian lebih karena kondisi mereka sudah tidak se sehat di masa muda. Untuk itu, sudah sewajarnya jika anak merawat orang tuanya, sebagaimana sang anak dirawat orang tua sejak kecil. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
رَغِمَ أنْفُ، ثم رَغِمَ أنْفُ، ثم رَغِمَ أنْفُ من أدرك أبويه عند الكِبر، أحدهما أو كِليهما فلم يدخل الجنة
Artinya: “Celaka sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi dengan itu dia tidak masuk surga”. (HR. Muslim)
7. Menghormati pendapat orang tua
Jika terjadi perbedaan pendapat dengan orang tua, kita tetap wajib menghormatinya. Kadang orang tua memiliki pilihan dan opini tersendiri. Apa pun pilihan orang tua dalam hidupnya, kita sebagai anak harus menghargai dan menghormatinya.
8. Melakukan apa yang diridhoi oleh orang tua
Lakukan hal yang disukai dan diridhoi oleh orang tua, selama itu baik, maka itu adalah jalan pahala bagi kita. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
رِضَا اللهِ فِي رِضَا الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدَيْنِ
Artinya:“Ridha Allah ada pada Ridha kedua orang tua, dan murka Allah ada pada murka kedua orang tua”. (HR Muslim).
9. Menjenguk atau Rutin memberi kabar pada orang tua
Ketika kita sudah berkeluarga atau kita tidak lagi tinggal bersama orang tua, maka jenguklah atau jika tidak memungkinkan maka minimal selalu memberi kabar pada orang tua yang jauh. Menjalin komunikasi yang intens dengan orang tua adalah salah satu cara untuk membahagiakan mereka. Jangan lupakan orang tua meski kita berjauhan.
10. Berbicara yang menyenangkan hati orang tua
Orang tua adalah orang yang harus dihormati dan di sayang oleh anaknya. Mereka merupakan pahlawan bagi anak-anaknya. Saat berbicara dengan orang tua, tak hanya tutur kata yang perlu diperhatikan, tetapi juga berikanlah kalimat-kalimat yang bisa menyenangkan hati mereka. Sebagaimana firman Allah SWT:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوۤا۟ إِلَّاۤ إِیَّاهُ وَبِٱلۡوَ ٰلِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنًاۚ إِمَّا یَبۡلُغَنَّ عِندَكَ ٱلۡكِبَرَ أَحَدُهُمَاۤ أَوۡ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَاۤ أُفࣲّ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوۡلࣰا كَرِیمࣰا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik”. (QS al-Isra’ :23).
11. Memberi apa yang dibutuhkan
Memberi bukan berarti selalu berupa materi, jika tidak mampu memberi apa yang menjadi kesukaanya, maka berilah perhatian dan kasih sayang kepadanya.
Cara Berbakti kepada Yang Sudah Meninggal Dunia
1. Melaksanakan janji dan wasiat orang tua.
عن أبي أُسيد مالك بن ربيعة الساعدي قال: بينا نحن جلوس عند رسول الله ﷺ إذ جاءه رجل من بني سلمة فقال: يَا رَسُولَ اللّهِ، هَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِنْ شَيْءٍ لِوَالِدَيَّ أَبِرُّهُمَا بِهِ بَعْدَ وَفَاتِهِمَا؟ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “نَعَمْ، الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا تُوصَلُ إِلَّا بِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا مِنْ بَعْدِهِمَا
Diriwayatkan Abu Daud dari Malik bin Rabi’ah as-Saidi ra. Ketika kami duduk bersama Rasulullah datanglah seorang dari kabilah Bani Salamah dan bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah ada bakti yang tersisa untuk kedua orang tuaku yang dapat aku lakukan setelah mereka meninggal? ” Beliau menjawab: “Ya! mendoakan mereka, menunaikan janji mereka, menyambung tali silaturahmi yang pernah mereka lakukan, dan memuliakan teman mereka.”
2. Berkunjung ke kerabat dan teman orang tua
Cara lain untuk berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal, yakni dengan berkunjung atau silaturrahim ke kerabat dengan teman yang dikenal baik oleh orang tua (Sebagaimana hadits di atas). Hal ini bisa membuat tali persaudaraan tetap baik, walau orang tua sudah meninggal. Ibnu Umar RA, Rasulullah bersabda:
“إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ”
Artinya: “Sesungguhnya termasuk katagori berbakti yang paling baik adalah seseorang menyambung tali silaturahim dengan keluarga teman bapaknya setelah dia meninggal dunia.”
3. Mendoakan dan memohonkan ampunan untuk orang tua yang sudah meninggal
Mendoakan orang tua yang sudah meninggal banyak versinya, tetapi doa untuk orang tua yang sudah meninggal dapat dilakukan sendiri atau dengan cara mengumpulkan banyak orang untuk membantu mendoakannya. menghadiahkan pahala untuk orang tua juga termasuk bagian dari cara mendoakan orang tua yang sudah meninggal. Hadits Nabi SAW:
عَن أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ: يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Dari Abu Huraira RA Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT mengangkat derajat bagi seorang hamba yang saleh di surga. Dia bertanya,” Tuhanku, dari mana ini? “Allah menjawab,” permohonan ampunan anakmu untukmu.”
4. Bersedekah atas nama orang tua
Bersedekah merupakan salah satu amal untuk tabungan di akhirat nanti. Selain itu, sebagai umat manusia sudah sepantasnya untuk saling memberi dan membantu satu sama lain. Walau orang tua sudah tidak ada, sebaiknya sebagai anak tetap bersedekah atas nama mereka. Diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, An Nasa’i dan Abu Daud dari Abdullah bin Abbas RA:
أنَّ سعدَ بنَ عبادةَ رضي اللهُ عنه تُوُفِّيَتْ أمُّه وهو غائبٌ عنها فقال : يا رسولَ اللهِ إنَّ أمي تُوُفِّيَتْ وأنا غائبٌ عنها أينفعُها شيءٌ إن تصدَّقتُ به عنها ؟ قال : نعم . قال : فإني أُشهدُك أنَّ حائطي المِخرافَ صدقةٌ عليها
Artinya: “Bahwasanya Sa’ad bin Ubadah bertanya kepada Nabi SAW “Ibuku meninggal dunia. Apakah akan bermanfaat baginya apabila aku bersedekah atas namanya?” Beliau menjawab, “Ya.” Dia berkata, “aku memiliki sebidang kebun. Aku mempersaksikanmu bahwa aku menyedekahkannya atas nama ibuku.”
5. Menyebarkan ilmu yang bermanfaat
Berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal dapat dilakukan dengan cara membagikan ilmu yang bermanfaat. Seperti halnya mengajari kebaikan, mengaji dan bersikap baik ke orang lain. Nilai-nilai baik yang sudah diajarkan oleh orang tua, kemudian di tularkan kepada yang lain maka pahalanya akan mengalir buat mereka. Hadits riwayat Abu Dawud dan ath-Thayalisi berikut sanadnya dari Jabir ra, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ أَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ عَلَى أَقَارِبِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْآخِرَةِ ، فَإِنْ كَانَ خَيْرًا فَرِحُوا وَاسْتَبْشَرُوا ، وَقَالُوا: اللهُمَّ هَذَا فَضْلُكَ وَرَحْمَتُكَ فَأَتْمِمْ نِعْمَتَكَ عَلَيْهِ ، وَأَمِتْهُ عَلَيْهَا وَيُعْرَضُ عَلَيْهِمْ عَمَلُ الْمُسِيءِ ، فَيَقُولُونَ: اللهُمَّ أَلْهِمْهُ عَمَلًا صَالِحًا تَرْضَى بِهِ عَنْهُ وتُقَرِّبُهُ إِلَيْكَ
Artinya: “Sesungguhnya amalan kalian akan diperlihatkan kepada karib kerabat dan keluarga kalian di kubur-kubur mereka. Apabila baik, mereka bangga dan bergembira dan berkata: ”Ya Allah ini adalah anugerah dan rahmat-Mu maka sempurnakan dan wafatkanlah dia atasnya. Apabila selain itu mereka berdoa. “Ya Allah ilhamkanlah kepada mereka untuk mengerjakan amalan yang Engkau ridhai dan mendekatkan kepada-Mu.”
6. Melunasi hutang kedua orang tua
Apakah pernah mendengar hutang dibawa sampai mati? Untuk itulah, segera lunasi hutang-hutang yang pernah dilakukan oleh orang tua semasa hidupnya sebagai bentuk bakti kepada orang tua untuk melapangkan jalannya ke akhirat. Hutang yang belum lunas membuat jalan orang tua semakin berat dan terhambat. Maka dari itu, segera lunasi hutang orang tua agar jalan yang mereka menjadi lancar serta di mudahkan.
عن عبد الرحمن بن سمرة قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : ” من بر قسمهما وقضى دينهما ولم يستسب لهما ، كتب بارا وإن كان عاقا في حياته ، ومن لم يبر قسمهما ويقضي دينهما واستسب لهما ، كتب عاقا وإن كان بارا في حياته
Artinya: “Dari Abdurrahman bin Samurah berkata Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang menunaikan sumpah kedua orang tua, melunasi utang mereka dan tidak menyebabkan mereka dicaci maki, maka dia dicatat sebagai orang yang berbakti, walaupun dalam masa hidup orang tuanya dia durhaka. Dan barang siapa yang tidak menunaikan sumpah kedua orang tua, tidak melunasi utang mereka, dan menyebabkan mereka dicaci-maki, maka dia dicatat sebagai orang yang durhaka walaupun dalam masa hidup orang tuanya dia berbakti.”
7. Menjaga nama baik orang tua
Berbakti kepada orang tua yang telah meninggal bisa dengan menjaga nama baiknya juga. Hal ini juga merupakan kewajiban anak untuk menjaga citra orang tua.
Cara menjaga nama baik orang tua dengan tetap merahasiakan aib dan tidak menjelek-jelekannya di depan orang lain. Selain itu, usahakan jangan sampai timbul fitnah pada orang tua yang telah tiada.
Itulah beberapa cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal. Semoga artikel ini bisa bermanfaat dan membantu siapa saja yang ditinggal, sehingga bisa terus menjaga nama baik orang tua yang sudah meninggal.
8. ziarah ke makam orang tua
زَارَ النبيُّ صَلَّى اللَّهُ عليه وَسَلَّمَ قَبْرَ أُمِّهِ، فَبَكَى وَأَبْكَى مَن حَوْلَهُ، فَقالَ: اسْتَأْذَنْتُ رَبِّي في أَنْ أَسْتَغْفِرَ لَهَا فَلَمْ يُؤْذَنْ لِي، وَاسْتَأْذَنْتُهُ في أَنْ أَزُورَ قَبْرَهَا فَأُذِنَ لِي، فَزُورُوا القُبُورَ فإنَّهَا تُذَكِّرُ المَوْتَ
Artinya: “Nabi SAW berziarah ke makam ibunda beliau. Beliau menangis dan membuat para hadirin di sekitar beliau juga menangis. Beliau bersabda: “Aku minta izin kepada Rabb-ku untuk memohonkan ampunan baginya namun aku tidak diizinkan. Kemudian aku meminta izin kepadanya untuk berziarah ke makamnya dan aku diizinkan. Berziarah ke makam sebab itu dapat mengingatkan akan kematian.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
9.Membayar kewajiban puasa dan Haji (Badal Haji)
عن عبدِ اللهِ بنِ بُريدةَ، عن أبيه رَضِيَ اللهُ عنه، قال: ((بَينا أنا جالِسٌ عند رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم، إذ أتَتْه امرأةٌ، فقالت: إنِّي تصَدَّقْتُ على أمِّي بجاريةٍ، وإنَّها ماتَتْ، قال: فقال: وجَبَ أجرُكِ، ورَدَّها عليكِ الميراثُ، قالت: يا رسولَ اللهِ، إنَّه كان عليها صَومُ شَهْرٍ، أفأصومُ عنها؟ قال: صُومِي عنها، قالت: إنَّها لم تحُجَّ قَطُّ، أفأحُجُّ عنها؟ قال: حُجِّي عنها))
Artinya: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari bapaknya berkata seorang wanita datang menghadap Nabi SAW dan berkata, “Sesungguhnya ibuku memiliki utang puasa dua bulan.” Beliau bersabda, “berpuasalah atas nama ibumu.” Dia berkata lagi, “sesungguhnya ibuku belum menunaikan ibadah haji.” Beliau bersabda. “Kerjakanlah ibadah haji atas nama-nya.” Dia berkata lagi. “Aku pernah menyedekahkan budak wanita kepadanya.” Beliau bersabda Allah telah memberimu pahala karenanya, dan sekarang mengembalikannya kepadamu sebagai warisan.”
Wallohu A’lam Bisowab
Bagikan Artikel ini agar menjadi pahala buatmu dan orang tuamu
Makasih ilmunya tadz
sama sama ibu