Aminsaja.Com – Gembira dengan cobaan orang lain adalah sikap tidak terpuji yang harus dihindari oleh seorang muslim.
Pada hakikatnya hidup adalah ujian dan cobaan, sedangkan akhirat adalah tempat pembalasan, oleh karena itu dalam hidup manusia akan selalu mendapat ujian dengan berbagai macam cobaan baik berupa kesenangan maupun kesusahan.
Cobaan yang menimpa kepada orang lain bisa jadi ujian untuk diri kita, sehingga sikap kita ketika melihat saudara sesama muslim mendapat ujian harus menyikapinya dengan baik.
Sebaliknya menertawakan atau gembira dengan cobaan yang menimpa saudara sesama muslim dilarang oleh Rasulullah SAW.
Larangan menertawakan orang yang mendapat cobaan
نَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ࣖ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat”. (QS. Al-Hujarat:10)
Sesama muslim adalah saudara, dilansir dari detiknews bahwa menurut kementerian agama, ayat ini menerangkan bahwa sesungguhnya semua orang-orang mukmin itu saudara layaknya hubungan persaudaraan dalam nasab, sehingga ketika mendengar berita buruk dari orang lain, maka sebaiknya merenungi dan tidak menyebarluaskan kepada orang lain.
Adapun bergembira atas cobaan yang menimpa orang lain balasannya sangat mengerikan yaitu cobaan orang lain tersebut akan balik menimpa kita sedangkan orang yang awalnya ditimpa cobaan justru ditolong oleh Allah SWT, untuk itu jangan sekali-kali kita mensyukuri cobaan orang lain, meskipun orang tersebut tidak selalu baik dengan diri kita. Dari Watsilah in Al-Asqa’ ra. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
تُظْهِرِ الشَّمَاتَةَ لأَخِيكَ فَيَرْحَمُهُ اللَّهُ وَيَبْتَلِيكَ
“Janganlah kamu memperlihatkan kegembiraan dalam kesusahan yang menimpa saudaramu. maka Allah akan memberi rahmat pada saudaramu itu dan malah akan memberi cobaan kepadamu.” (HR. Tirmidzi no. 2506)
Jika ada orang merasa gembira dengan cobaan orang lain, maka dalam hatinya ada rasa hasud.
Larangan Berbuat Hasud
1. Pengertian Hasud
Hasud adalah mengharap hilangnya atau lenyapnya berbagai karunia Allah SWT dari pemiliknya, baik berupa karunia bersifat duniawi maupun ukhrawi
2. Hasud menghilangkan amal kebaikan
Sifat hasud dapat menghilangkan kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan. sehingga sangat berbahaya kalau tidak disadari, atau dibiarkan dalam hati.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW Bersabda: “Jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kabaikan seperti api memakan kayu bakar.” (H.R. Abu Daud No. 4903)

Meremehkan Orang Lain
Sifat Hasud mengakibatkan kita mudah membenci kebaikan orang lain, dan sifat hasud menumbuhkan sifat mudah mencela dan menghina orang lain.
Allah SWT melarang saling merendahkan, saling menghina dan saling meremehkan terhadap sesama manusia. Bisa jadi orang yang diremehkan atau dicela justru ia mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT dan bahkan lebih mulia dari yang mencelanya. Hadits Dari Jundab radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
أَنَّ رَجُلًا قَالَ وَاللَّهِ لَا يَغْفِرُ اللَّهُ لِفُلَانٍ وَإِنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَالَ مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
Artinya: “Pada suatu ketika ada seseorang yang berkata, “Demi Allah, sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Sementara Allah Ta’ala berfirman, “Siapa yang bersumpah dengan kesombongannya atas nama-Ku bahwasanya Aku tidak akan mengampuni si fulan? Ketahuilah, sesungguhnya Aku telah mengampuni si fulan dan telah menghapus amal perbuatanmu.” (HR. Muslim no. 2621)
Meremehkan Termasuk perbuatan Fasik
Sesama muslim tidak boleh saling menuduh keburukan, mencela dan menghina dan tidak boleh memanggil dengan julukan yang jelek kepadanya. karena perbuatan ini termasuk perbuatan fasik, seseorang yang telah berbuat fasik harus segera bertobat dari perbuatan yang merugikan sesama muslim. Firman Allah SWT:
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ
Artinya: “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela” (QS.Al-Humazah:1)
Tips menjauhkan diri dari sifat gembira dengan cobaan yang menimpa orang lain:
- Bersihkan hati dengan banyak membaca Al-Qur’an
- Sadari hal-hal yang membuat hati menjadi kotor meskipun amal dan ibadah kita terlihat baik.
- Jangan mudah mengecap buruk orang lain meskipun dia terlihat buruk
- Dukung dengan tulus atas capaian dan kebahagiaan atau kesuksesan orang lain
- Buang kebencian terhadap sesama
- Maafkan semua kesalahan orang lain
Wallohu A’lam Bissowab