Beranda Keutamaan Hawa Nafsu Bisa Dikendalikan oleh Akal

Hawa Nafsu Bisa Dikendalikan oleh Akal

291
0
Hawa Nafsu Bisa Dikendalikan oleh Akal

Aminsaja.com Hawa Nafsu Bisa Dikendalikan oleh Akal. Setiap manusia tentu mempunyai hawa nafsu. Selain memiliki hawa nafsu, manusia juga memiliki akal. Di mana hawa nafsu adalah keinginan, kecenderungan, dan dorongan hati yang kuat untuk memiliki atau melakukan sesuatu perkara yang tidak baik atau yang terlalu berlebihan. Sedangkan akal adalah kemampuan manusia untuk memilah dan memilih perkara yang baik dan yang buruk. Menuruti hawa nafsu tanpa menggunakan akal, maka kita akan seperti binatang liar yang lepas tanpa kendali.

Dorongan hawa nafsu kadang membuat kita tidak bisa mengendalikan diri dan berbuat yang di luar kendali kita hingga melakukan hal-hal yang sepatutnya tidak kita lakukan dan menghilangkan akal sehat kita.

Seseorang akan mendapatkan kebaikan melimpah jika ia mampu menawan hawa nafsu dari gejolak melakukan hal yang tidak sesuai dengan tuntunan syariat. Sebaliknya, seseorang akan celaka jika dia membiarkan dirinya untuk mengikuti hawa nafsu melampiaskan kehendaknya hingga lupa mensyukuri nikmat Allah SWT dan memikirkan keagungan-Nya.

Alangkah beruntungnya seseorang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya dengan akal sehat. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Syarah Nashahiul ‘Ibad halaman.6 sebagai berikut:

طوبى لمن كان عقله أميرا وهواه أسيرا وويل لمن كان هواه أميرا وعقله أسيرا

“Berbahagialah orang yang sanggup menjadikan akal sebagai pemimpin bagi dirinya dan menjadikan hawa nafsu sebagai tawanan”.

Hawa nafsu selain bisa dikendalikan dengan akal, juga bisa dikendalikan dengan sabar. Sebagaimana diterangkan dalam kitab Syarah Nashahiul ‘Ibad sebagai beriku:

إن الشهوة تصير الملوك عبيدا والصبر يصير العبيد ملوكا ألا ترى الى يوسف وزليخا

“Nafsu menyebabkan penguasa menjadi budak, sabar menyebabkan budak menjadi raja. Lihatlah kisah Nabi Yusuf AS. dan Zulaikha”.

Kalimat ini senada dengan ungkapan, “Siapa yang mencintai sesuatu, dia akan menjadi budak dari apa yang dicintai”. Sebaliknya, budak dengan kesabarannya bisa menjadi raja karena ia mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti kisah Nabi Yusuf AS. dan Zulaikha. Zulaikha, permaisuri raja saat itu, cinta mati pada Nabi Yusuf AS. Tetapi Nabi Yusuf bersabar atas segala rayuan dan tipu daya Zulaikha. Akhirnya, Zulaikha menjadi budak orang yang dicintainya dan Nabi Yusuf menjadi raja karena kesabarannya.

Ada beberapa cara untuk mengendalikan hawa nafsu. Berikut keterangannya:

1. MEMPERBANYAK IBADAH

Ibadah adalah tiang agama, dengan lebih banyak meluangkan waktu untuk beribadah kita dapat menjaga diri kita hingga pikiran dan tindakan kita lebih terjaga dengan ibadah yang kita lakukan. Misalnya melakukan salat sunah atau melakukan puasa sunah sehingga kita juga selalu ingat kepada Allah sehingga dapat mengekang nafsu yang ada dalam diri kita.

2. MERENUNGI DAN BANYAK MENGAMBIL HIKMAH

Ada banyak ayat dalam Al-Qur’an yang menganjurkan manusia untuk banyak berpikir dan mengambil hikmah, karena tidaklah Allah melarang sesuatu jikalau tidak ada akibat yang buruk dari suatu perbuatan tersebut bagi seseorang yang melakukannya. Lihat dan renungilah orang-orang yang telah membiarkan hawa nafsu mereka memimpin mereka dan bagaimana akhir kisah mereka. Dari sini kita juga bisa membayangkan akibat yang harus kita tanggung dari jika kita membiarkan hawa nafsu kita terlepas.

3. MENUNTUT ILMU

Hal ini bisa dilakukan dengan mengikuti ta’lim atau pengajian, membaca buku, atau mendengarkan kaset-kaset ceramah hingga kita dapat memperluas pemahaman kita dan dapat membatasi kita dari perbuatan yang tidak seharusnya kita lakukan. Dengan bertambahnya ilmu kita maka kita akan lebih berhati-hati agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang buruk.

4. TINGGAL DI LINGKUNGAN YANG BAIK

Lingkungan tentu mempunyai pengaruh yang kuat bagi seseorang. Lingkungan yang baik tentu akan membuat kita menjadi pribadi yang baik dan berbudi, demikian sebaliknya lingkungan yang buruk dapat menjerumuskan kita kepada hal-hal yang tidak terpuji. Maka pilihlah lingkungan yang baik dimulai dari lingkungan tempat tinggal yang baik, kerabat dan teman-teman yang baik, serta pekerjaan dan lingkungan pekerjaan yang baik pula.

5. HINDARI HAL-HAL YANG KECIL MAUPUN YANG BESAR YANG DAPAT MEMICU HAWA NAFSU

Jangan pernah menganggap enteng hal-hal yang kecil dan selalu hindari hal-hal yang besar yang dapat memancing hawa nafsu kita. Hindari sedini mungkin hal-hal yang dapat menjerumuskan kita ke dalam perbuatan yang berakibat buruk. Misalnya, jangan pernah berbohong walaupun mengenai hal-hal kecil karena hal itu akan menjadi kebiasaan dan kita pun akan jadi terbiasa untuk berbohong.

6. JAGA PIKIRAN ANDA DAN SELALU PIKIRKAN HAL YANG BAIK

Pikiran kita adalah awal dari segala sesuatu perbuatan yang akan kita lakukan. Jika yang kita pikirkan baik, maka hal-hal yang baiklah yang akan selalu kita kerjakan. Sebaliknya jika memelihara pikiran yang buruk, maka bukan tidak mungkin kita akan membayangkan hal-hal yang buruk hingga hawa nafsu kita memaksa kita untuk melakukan hal-hal yang buruk tersebut. Maka jagalah selalu pikiran kita, karena  apa yang selalu kita pikirkan, suatu saat pasti akan kita kerjakan.

7. KENDALIKAN DIRI ANDA

kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri, kita memiliki pengaruh terhadap diri kita sendiri untuk mengatur dan mengendalikan apa yang kita inginkan serta apa yang ingin kita lakukan. Maka yakinkanlah pada diri kita bahwa kita mampu untuk mengambil tindakan yang lebih baik dan lebih terpuji serta memiliki lebih banyak kebaikan untuk diri kita sendiri serta orang-orang yang ada di sekeliling kita karena,  kita adalah raja bagi kerajaan diri kita sendiri dan kita adalah pemegang kendalinya. Jangan biarkan hawa nafsu mengendalikan diri kita. Jangan sampai hawa nafsu menjadi raja dalam diri kita.

Mudah mudahan bermanfaat bagi diri saya pribadi dan bagi teman-teman yang membacanya.

Wallahu A’lam Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here