Beranda Kajian Fiqih Islam Hukum Berdiri Untuk Penghormatan

Hukum Berdiri Untuk Penghormatan

121
0
Hukum Berdiri Untuk Menghormati Seseorang

Hukum berdiri untuk penghormatan kepada seseorang yang dimuliakan di sisi Allah SWT, seperti para ulama adalah sebuah keharusan.

Mengagumi, menghormati, mencintai, mendoakan orang-orang saleh adalah akhlak yang baik dalam Islam.

Sikap berdiri menghormati ulama tidak bisa dianggap musyrik karena kita tidak menyamakan para guru kita dengan Allah SWT. Sebab, kita tidak menganggap mereka adalah Tuhan.

Di kalangan pesantren dan masyarakat pada umumnya, apabila ada seorang kiai atau ulama lewat, maka mereka berdiri untuk menghormati kiai tersebut.

Hukum berdiri sebagai penghormatan

Mayoritas ulama membolehkan berdiri untuk menghormati seseorang yang datang. Mereka berdalil dengan firman Allah SWT:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadalah: 11)

Sabda Nabi Muhammad SAW:

عن عائشة رضي الله عنها قالت: ما رأيت احدا من الناس كان أشبه با النبي صلى الله عليه وسلم : إذا رأها اقبلت رحب بها ثم قام إليها فقبلها ثم أخد بيدها فجاء بها حتى يجلسها في مكانه وكانت إذا اتاها النبي صلى الله عليه وسلم رحبت به ثم قامت اليه فقبلته

Artinya: “Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: aku tidak melihat seorang pun di antara manusia yang lebih menyerupai nabi dalam hal berdialog, berbicara, dan cara duduknya selain Fatimah Radhiyallahu ‘Anha ”. Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Apabila nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melihat Fatimah datang beliau menyambutnya serta berdiri untuknya, lalu menciumnya sambil memegang erat tangan Fatimah itu. Kemudian Nabi menuntun Fatimah sampai mendudukkannya di tempat beliau biasa duduk. Sebaliknya, apabila Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang datang kepadanya, Fatimah berdiri menyambut Nabi serta mencium Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam”. (HR. Bukhari, Turmidzi, Abu Dawud)

Berdiri adalah bentuk kasih sayang

ذهب جمهور الفقهاء إلى جواز القيام للقادم إذا كان مسلما من أهل الفضل والصلاح على وجه التكريم لأن احترام المسلم واجب وتكريمه لدينه وصلاحه مما يدعو إليه الإسلام لأنه سبيل المحبة والمودة وقد قال عليه السلام (لا تحقرن من المعروف شيأ ولو أن تكلم أخاك وأنت منبسط إليه بوجهك). روائع البيان في تفسير آيات الأحكام, ج2 ص 454

Mayoritas ulama mengatakan bahwa boleh berdiri untuk (menghormati) orang Islam yang mulia dan baik, dengan tujuan untuk menghormatinya. Menghormati seseorang karena agama dan kebaikannya, termasuk perbuatan yang sangat dianjurkan oleh agama dan karena perbuatan itu merupakan jalan untuk menambah rasa cinta dan kasih sayang. Nabi bersabda: “janganlah kamu meremehkan perbuatan baik (yang dilakukan seseorang), sekali pun (dalam bentuk) kamu berbicara kepada saudaramu dengan wajah yang berseri-seri” (Rawaai’ Al-Bayan fii Tafsiri Ayat Al-Ahkam, juz 2, hal. 404).

القيام لأهل الفضل وذوي الحقوق فضيلة على سبيل الإكرام، وقد جاءت به أحاديث صحيحة، وقد جمعتها من أثار السلف وأقاويل العلماء في ذلك، والجواب عما جاء مما يوهم معارضتها وليس معارضا، وقد أوضحت كل ذلك في جزء معروف، فالذي نختاره ونعمل به واشتهر عن السلف من أقوالهم وأفعالهم، جواز القيام واستحبابه في الوجه الذي ذكرناه…

 Artinya: “Berdiri karena menghormati tamu agung atau orang yang sepantasnya dihormati termasuk perbuatan mulia dengan maksud menghormati mereka. Ada banyak hadis sahih terkait permasalahan ini. Saya telah mengumpulkan pandangan-pandangan orang-orang saleh dan perkataan ulama tentangnya. Saya juga menjawab penyelesaian dalil yang dianggap kontradiksi, padahal sejatinya tidak terdapat kontradiksi dalil dalam kasus ini. Saya telah menjelaskan semuanya pada bagian yang cukup populer. Pendapat yang kami pilih dan kami amalkan, pendapat ini juga didukung oleh pernyataan ulama salaf, baik berupa perkataan maupun tindakan, adalah boleh dan dianjurkan berdiri untuk menghormati kedatangan seseorang sebagaimana yang telah disebutkan.”

Wallahu A’lam bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here