Beranda Kajian Fiqih Islam Hukum Ziarah Kubur: Keutamaan Dan Tata Caranya

Hukum Ziarah Kubur: Keutamaan Dan Tata Caranya

337
0
Hukum Ziarah Kubur: Keutamaan Dan Tata Caranya

Aminsaja.com- Hukum Ziarah Kubur: Keutamaan Dan Tata Caranya, Ziarah kubur adalah kegiatan mengunjungi kuburan orang tua, saudara, kerabat atau ulama dengan tujuan mendoakan ahli kubur.

Ziarah kubur menjadi salah satu sarana pengingat bagi manusia khususnya umat Islam, bahwa semua akan mati pada saatnya. Oleh sebab itu dunia hanyalah perlintasan menuju tujuan akhir, yaitu akhirat.

Ziarah Kubur sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia. Pada malam Jumat atau siang harinya, sudah lazim bagi masyarakat Muslim, khususnya Muslim yang ada di Indonesia melakukan ziarah kubur. Mereka berziarah ke makam leluhur dan sanak kerabat ataupun ulama yang telah lebih dahulu meninggalkannya.

Berbagai kegiatan ziarah kubur mereka lakukan seperti membaca Al-Qur’an, dzikir ataupun tahlil. Lalu Bagaimanakah sebenarnya hukum ziarah kubur tersebut dana apa saja keutamaannya serta tata caranya?

Hukum Ziarah Kubur

1. Hukumnya Sunah

Hadits Nabi SAW :

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian.” (HR. Muslim)

Pada masa awal Islam yang waktu itu akidahnya masih lemah, ziarah kubur memang dilarang oleh Rasulullah SAW. Dan setelah akidah umat Islam kuat tidak ada khawatir untuk berbuat syirik, maka Rasulullah SAW membolehkan para sahabatnya untuk melakukan ziarah kubur, dikarenakan ziarah kubur dapat membantu orang yang hidup mengingat kematiannya. sebagaimana diceritakan dari Buraidah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

عن بريدة قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: قد كنت نهيتكم عن زيارة القبور فقد أذن لمحمد في زيارة قبر أمه فزوروها فإنها تذكر الأخرة {سنن الترمذى :973}

Artinya: “Saya pernah melarang kalian berziarah kubur. Tapi sekarang, Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang, berziaralah! Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kalian pada akhirat. (Sunan Al-Tirmidzi: 973)

Dengan demikian hukum ziarah kubur yang awalnya dilarang oleh Rasulullah SAW menjadi SUNAH hukumnya.

2. Hukum Ziarah ke Makam Wali

Dalam sebuah kisah disebutkan bahwa Imam Ibnu Hajar Al-Haitami pernah ditanya tentang ziarah ke makam para wali. Sebagaimana keterangan berikut ini:

وسئل رضي الله عنه عن زيارة قبور الأولياء في زمن معين مع الرحلة إليها هل يجوز مع أنه يجتمع عند تلك القبور مفاسدة كثيرة كاختلاف النساء بالرجال وإسراج السرج الكثيرة وغير ذلك. فأجاب بقوله زيارة قبور الأولياء قربة مستحبة وكذا الرحلة إليها {الفتاوى الفقهية الكبرى, ج 1ص 421}

Artinya: Beliau ditanya tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Apakah boleh hal tersebut, sebab berkumpul dengan sedemikian itu bisa menimbulkan kerusakan, seperti berkumpulnya laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya? Beliau menjawab, berziarah ke makam para wali adalah ibadah yang di sunahkan. Demikian pula perjalanan ke makam mereka. (Al-Fatawa Al-Kubra, juz 1 hal. 421)

Manfaat Dan Kutamaan Dan Waktu Ziarah Kubur

1. Manfaat Ziarah Kubur

Ziarah kubur memang dianjurkan dalam agama Islam bagi laki-laki atau pun perempuan, sebab ziarah kubur terkandung manfaat yang sangat besar baik yaitu:

  1. Bagi orang yang telah meninggal dunia, manfaatnya berupa hadiah pahala bacaan Al-Qur’an atau kalimat-kalimat toyibah lainnya.
  2. Bagi orang yang masih hidup (Yang berziarah), manfaatnya yaitu mengingatkan manusia akan kematian yang pasti akan menjemputnya.

2. Keutamaan dan Waktu Ziarah Kubur

Waktu Ziarah kubur dianjurkan pada ahir malam (pagi) dan hari Jumat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah ‘Aisyah:

  كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- – كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- – يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إِلَى الْبَقِيعِ فَيَقُولُ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَأَتَاكُمْ مَا تُوعَدُونَ غَدًا مُؤَجَّلُونَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَهْلِ بَقِيعِ الْغَرْقَدِ   

Artinya: “Rasulullah setiap kali giliran menginap di rumah ‘Aisyah, beliau keluar rumah pada akhir malam menuju ke makam Baqi’ seraya mengucapkan salam: ‘Salam sejahtera atas kalian wahai penghuni kubur dari kalangan kaum mukmin. Segera datang apa yang dijanjikan pada kalian besok. Sungguh, kami Insya Allah akan menyusul kalian. Ya Allah ampunilah penghuni kubur Baqi’ Gharqad.” (HR. Muslim)

Sedangkan untuk keutamaan ziarah kubur dijelaskan sebagai berikut:

  • Diampuni Dosanya
  • Dicatat Sebagai Anak yang Taat dan berbakti kepada orang tua
  • Seperti Pahala Haji

Sebagaimana Hadits dibawah ini:

ويسن زيارة القبور وورد أن من زار قبر والديه أو أحدهما في كل جمعة مرة غفرله وكان بارا لوالديه, وفي رواية : من زار قبر والديه أوحدهما في كل جمعة فقرأ عنده يس والقرآن الحكيم غفر الله له بعدد ذلك آية وحرفا, وفي رواية: من زار قبر والديه أوحدهما في كل جمعة كان كحجة. [نهاية الزين ص 164]

Disunahkan untuk berziarah kubur sebagaimana hadist yang menjelaskan sebagai berikut: “Barang siapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jumat, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya”. Dalam riwayat lain disebutkan, “Barang siapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jumat dan membaca surah Yaasin dan Al-Qur’an di samping kuburnya maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya sebanyak jumlah bilangan huruf yang terdapat pada ayat surat Yaasin dan Al-Qur’an. Dan diriwayat lain menyebutkan pahala ziarah kubur kepada orang tua adalah seperti pahala ibadah haji”.

Dalam riwayat lain disebutkan tentang keutamaan ziarah kubur

حدثنا محمد بن أحمد أبو النعمان بن شبل البصري, حدثنا أبي, حدثنا عم أبي محمد بن النعمان, عن يحيى بن العلاء البجلي, عن عبد الكريم أبي أمية, عن مجاهد, عن أبي هريرة, قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من زار قبر أبويه أو أحدهما في كل جمعة غفر له وكتب برا. {كتاب المعجم الكبير للطبراني, ج 19 ص 85 }

Menceritakan Muhammad bin Ahmad Abu Nu’man bin Syabl Al-Bari, menceritakan bapak-ku, menceritakan pamannya bapak-ku yaitu Muhammad bin Nu’man, dari Yahya bin Ala’ Al-Bajli dari Abdul Karim Abi Umayyah, dari Mujahid, dari Abu Hurairah AR. ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jumat, maka Allah mengampuni dosa-dosanya dan dia dicatat sebagai anak yang taat dan berbakti kepada kedua orang tuanya”. (Al-Ma’jam Al-Kabir Litthabrani, juz 19, hal. 85).

3. Bacaan Pada saat Ziarah kubur

Bacaan Pada saat Ziarah Kubur adalah Ayat-ayat Al-qur’an

ال النووي في الأذكار أجمع العلماء على أن الدعاء للأموات ينفعهم ويصلهم ثوابه اه روي عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال ما الميت في قبره إلا كالغريق المغوث بفتح الواو المشددة أي الطالب لأن يغاث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه أو أخيه أو صديق له فإذا لحقته كانت أحب إليه من الدنيا وما فيها

“Imam Nawawi berkata dalam kitabnya, Al-Adzkar, ‘Para Ulama sepakat bahwa doa pada orang yang meninggal, bermanfaat dan sampai pada mereka‘ diriwayatkan dari Nabi Muhammad ﷺ bahwa sesungguhnya beliau bersabda, ‘Tidak ada perumpamaan mayit di kuburnya kecuali seperti orang tenggelam yang ingin ditolong, mayit menunggu doa yang ditujukan padanya baik dari anaknya, saudaranya ataupun temannya. Ketika doa itu telah tertuju padanya, maka doa itu lebih ia cintai daripada dunia dan seisinya” (Syekh Nawawi Al-Bantani, Nihayat al-Zain, hal. 281)

Dalam sebuah riwayat dijelaskan:

وأخرج إبن النجار في تاريخه عن أبي بكر الصديق قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من زار قبر والديه أوحدهما في كل جمعة فقرأ عندها يس غفر الله له بعدد كل حرف منها {في الكتاب الدار المنثور, ج 7 ص 40 ومكارم الأخلاق, ج1 ص 83 , 248}

Diterangkan oleh Ibnu Najar dalam tarikhnya dari Abu Bakar Assidiq, Rasulullah bersabda: “Barang siapa berziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya setiap hari jumat dan membaca surat Yaasin, maka Allah SWT mengampuni dosa-dosanya sebanyak jumlah bilangan huruf yang terdapat pada surat Yaasin”. (Ad-Dar Al-Mansur, juz 7, hal. 40, Makarim Al-Akhlak, juz 1, hal. 73 dan 248.)

4. Adab Ziarah Kubur

Adab-adab dalam berziarah ini secara rinci dijelaskan dalam kitab Tafsir As-Siraj Al-Munir:

  1. Tujuannya karena untuk menggapai ridha Allah SWT
  2. Memperbaiki keburukan hatinya
  3. Memberikan kemanfaatan pada mayit dengan membacakan di sisinya Al-Qur’an dan doa-doa.
  4. Tidak duduk di atas kuburan atau paesan
  5. Ketika masuk di area sekitar kuburan mengucapkan salam dengan lafal ‘Assalamu alaika dara qaumi mu’minin, wa inna insya Allahu bikum lahiqun (semoga keselamatan tertuju pada engkau wahai rumah perkumpulan orang-orang mukmin, sesungguhnya kami, jika Allah menghendaki akan menyusul kalian) 
  6. Ketika sampai di kuburan mayit yang ia kenal, maka ucapkan salam padanya dan datangilah dari arah wajah mayit itu, karena menziarahi kuburannya sama seperti berbicara dengannya sewaktu hidup. Lalu orang yang berziarah merenungkan keadaan orang yang telah dikubur di bawah tanah, yang telah terpisah dari keluarga serta orang-orang yang dicintainya. 
  7. Orang yang berziarah hendaknya juga merenungkan bagaimana keadaan teman-temannya yang telah meninggal. Bagaimana impian mereka telah pupus dan bagaimana harta mereka sudah tidak lagi menolong mereka. Debu-debu telah bertaburan pada keindahan tubuh dan wajah mereka, organ tubuh mereka telah terpisah-pisah dalam tanah, lalu istri mereka menjanda, anak-anak mereka menjadi yatim. Dan nantinya giliran bagi dirinya untuk menjadi seperti teman-temannya akan tiba. Keadaannya di kubur sama persis seperti keadaan temannya, dan hartanya nantinya juga sama persis seperti harta teman-temannya (tidak dapat menolongnya)” (Syekh Khatib Asy-Syirbini, Tafsir as-Siraj al-Munir, hal. 5277)

Wallohu A’lam Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here