Aminsaja.com– Ilmu Tanpa Akhlak Maka akan Tersia-sia. Sebuah nasihat yang sangat bagus bagi kaum muslimin khususnya bagi para penuntut ilmu agama. Ilmu agama yang mulia ini hendaknya selalu digandengkan dengan akhlak yang mulia. Terlebih para dai yang akan menyeru kepada kebaikan dan menjadi sorotan oleh masyarakat akan kegiatan keseharian dan muamalahnya. Nasihat tersebut dari seorang ulama yaitu syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah, ia berkata:
طالب العلم : إذا لم يتحل بالأخلاق الفاضلة فإن طلبه للعلم لا فائدة فيه
“Seorang penuntut ilmu, jika tidak menghiasi diri dengan akhlak yang mulia, maka tidak ada faidah menuntut ilmunya.”
Memang demikian contoh dari para ulama sejak dahulu, mereka sangat memperhatikan adab dan akhlak. Jangan sampai justru dakwah rusak karena pelaku dakwah itu sendiri yang kurang adab dan akhlaknya. Ulama dahulu benar-benar mempelajari adab dan akhlak bahkan melebihi perhatian terhadap ilmu.
Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata:
طلبت الأدب ثلاثين سنة وطلبت العلم عشرين سنة كانوا يطلبون الأدب ثم العلم
“Saya mempelajari adab selama tiga puluh tahun dan saya mempelajari ilmu (agama) selama dua puluh tahun, dan ada-lah mereka (para ulama salaf) memulai pelajaran mereka dengan mempelajari adab terlebih dahulu kemudian baru ilmu”.
Hendaknya kaum muslimin terutama para penuntut ilmu dan para ulama sangat memperhatikan hal ini. Jika setiap orang atau sebuah organisasi, kita permisalkan. Mereka punya target dan tujuan tertentu, maka tujuan Nabi SAW diutus adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak manusia. Kita berupaya untuk mewujudkan hal ini.
Nabi SAW bersabda:
بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلاَقِ
Artinya: “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Berhiaslah dengan Akhlak Mulia
Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita agar bergaul dan bermuamalah dengan manusia berhiaskan akhlak yang mulia. Sebagaimana sabda
Nabi SAW:
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
Artinya: “Bergaulah dengan manusia dengan akhlak mulia.”
Nabi SAW adalah suri teladan bagi kaum muslimin dan Nabi pun sudah mencontohkan kepada kita akhlak beliau yang sangat mulia dalam berbagai kisah sirah beliau. Allah memuji akhlak beliau dalam Al-Qur’an:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya: “Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur” (Al-Qalam: 4)
Demikian juga pujian dari istri beliau, perlu diketahui bahwa komentar dan testimoni istri pada suami adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak sebenarnya seseorang. Aisyah berkata mengenai akhlak Nabi SAW
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
“Akhlak beliau adalah Al-Qur’an.”
Seperti Apa Akhlak Mulia Itu?
Definisinya akhlak mulia cukup sederhana sebagaimana keterangan ulama sebagai berikut:
بَذْلُ النَّدَى وَكَفُّ الْأَذَى وَاحْتِمَالُ الْأَذَى
Akhlak mulia adalah
- Berbuat baik kepada orang lain
- Menghindari sesuatu yang menyakitinya
- Dan menahan diri ketika disakiti
Mari kita wujudkan akhlak yang mulia, mempelajari bagaimana akhlak mulia di dalam Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Balasan akhlak mulia sangat besar bahkan merupakan sebab terbanyak orang masuk surga
Nabi SAW bersabda:
أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ اَلْجَنَّةَ تَقْوى اَللَّهِ وَحُسْنُ اَلْخُلُقِ
Artinya: “Yang paling banyak memasukkan ke surga adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia.
Wallahu A’lamu Bissowab