Beranda Keutamaan Ingin Viral Membahayakan Amal

Ingin Viral Membahayakan Amal

118
6
Ingin Viral Membahayakan Amal

Ingin viral membahayakan amal adalah tema yang mengangkat tentang bahayanya hawa nafsu, sifat riya dan sombong.

Kebanyakan manusia menilai orang lain dari lahirnya, orang yang miskin, dekil, tidak punya jabatan seringkali diremehkan walaupun sebenarnya dia ahli ibadah dan berakhlak baik dan berhati mulia.

sebaliknya kebanyakan orang menghormati dan menyanjung orang yang kaya, punya jabatan atau kedudukan, walaupun sebenarnya dia bukan ahli ibadah dan buruk hatinya.

Pada zaman sekarang yang lebih dicari adalah ketenaran, jabatan dan pujian, sampai ingin viral dibanding kesederhanaan, kemuliaan dan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Bahaya orang beramal

Orang yang beramal itu harus seperti benih tumbuhan, di tanam dalam-dalam, agar tumbuh dan berkembang dengan subur, kokoh dan sempurna. Begitu juga dengan amal tidak perlu ditampilkan atau diketahui orang lain agar kelak menghasilkan buah yang manis, baik di hadapan manusia maupun di hadapan Allah SWT, sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab Hikam sebagai berikut :

إدفن وجودك في أرض الخمول, فما نبت مما لم يدفن لا يتم نتاجه

Artinya: “tanamlah dirimu dalam tanah kerendahan (yang paling dalam), sebab setiap sesuatu yang tumbuh tidak ditanam, maka tidak sempurna hasil buahnya”.

(Al-Hikam)

Ibrahim bin Adham RA berkata: “Tidak benar tujuan kepada Allah SWT, siapa yang ingin terkenal”. Ayyub As-Asakhtiyani RA berkata: “Demi Allah tidak ada seorang hamba yang sungguh-sungguh ikhlas kepada Allah, melainkan ia merasa senang, gembira jika ia tidak mengetahui kedudukan dirinya”.

Ingin terkenal adalah bagian hawa nafsu

Tidak ada sesuatu yang lebih berbahaya bagi seorang yang beramal dari pada menginginkan kedudukan dan ingin terkenal. Ingin terkenal dan di sanjung dalam pergaulan di tengah-tengah masyarakat termasuk keinginan hawa nafsu yang utama.

1. Hawa Nafsu?

Dikutip dari wikipedia “Hawa nafsu” terdiri dari dua kata: hawa (الهوى) dan nafsu (النفس). Dalam bahasa Melayu, ‘nafsu’ bermakna keinginan, kecenderungan atau dorongan hati yang kuat. Jika ditambah dengan kata hawa (=hawa nafsu), biasanya dikaitkan dengan dorongan hati yang kuat untuk melakukan perkara yang tidak baik. Adakalanya bermakna selera, jika dihubungkan dengan makanan. Nafsu syahwat pula berarti keberahian atau keinginan bersetubuh. Ketiga perkataan ini (hawa, nafsu dan syahwat) berasal dari bahasa Arab:

  • Hawa (الهوى): sangat cinta; kehendak
  • Nafsu (النفس): roh; nyawa; jiwa; tubuh; diri seseorang; kehendak; niat; selera; usaha
  • Syahwat (الشهوة): keinginan untuk mendapatkan yang lezat, berahi.

2. Bahaya Hawa Nafsu

Dari pengertian hawa nafsu, maka hawa nafsu harus dikendalikan oleh hati dan iman, jika hawa nafsu dibiarkan maka sangat berbahaya, diantara bahayanya hawa nafsu adalah :

  • Jauh dari petunjuk dan pemeliharaan Allah SWT
  • Mudah Putus asa
  • Menyimpang dari kebenaran
  • Mudah menyalahkan nasib
  • Tidak bersyukur dan tidak bersabar
  • Rakus dan cinta dunia
  • Tidak mampu memahami agama

اَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُۗ اَفَاَنْتَ تَكُوْنُ عَلَيْهِ وَكِيْلًا

Artinya: “Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?”. (QS. Al-Furqon ayat:43)

اَمْ تَحْسَبُ اَنَّ اَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُوْنَ اَوْ يَعْقِلُوْنَۗ اِنْ هُمْ اِلَّا كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ سَبِيْلًا

Artinya: “Atau Apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)”. (QS. Al-Furqon ayat: 44)

Perilaku yang dapat menghinakan manusia

1. Sombong

Sombong adalah sifat yang membanggakan diri sendiri, dan menghinakan orang lain, sifat ini selain tidak disukai oleh manusia, juga merupakan sifat tercela dalam agama.

Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang merendahkan diri, maka Allah SWT akan memuliakan nya dan barang siapa yang sombong, maka Allah SWT akan menghinanya”.

2. Riya

Riya adalah sikap pamer dan membanggakan diri, sifat ini dapat mengurangi dan menghapus amal naik manusia, bahkan tergolong bagian dari sikap syirik.

Mu’adz bin Jabal berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya sedikit riya itu sudah termasuk syirik. Dan barang siapa yang memusuhi wali Allah, maka telah memusuhi Allah. Dan sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa yang tersembunyi (tidak terkenal), yang bila tidak ada, tidak dicari dan bila hadir tidak dipanggil dan tidak dikenal. Hati mereka bagai pelita hidayah, mereka terhindar dari segala kegelapan dan kesukaran”.

Hina didunia tapi mulia di surga

Abu Hurairah RA berkata:

“Ketika kami di majelis Rasulullah SAW tiba-tiba Rasulullah bersabda: “Besok pagi akan ada seseorang ahli surga yang shalat bersama kamu”. Abu Hurairah berkata: Aku berharap semoga akulah orang yang ditunjuk oleh Rasulullah SAW itu. Maka pagi-pagi aku shalat di belakang Rasulullah SAW dan tetap tinggal di majelis setelah orang-orang pada pulang. Tiba-tiba ada seorang budak hitam berbaju compang-camping datang berjabat kepada Rasulullah SAW sambil berkata: Wahai Nabi Allah! Doakan semoga aku mati syahid. Maka Rasulullah SAW berdoa, sedang kami mencium bau kasturi dari badannya. Kemudian aku bertanya: Apakah orang itu wahai Rasulullah? Jawab Nabi: ya benar. Ia dia seorang budak dari bani fulan. Abu Hurairah berkata: Mengapa engkau tidak membeli dan memerdekakannnya wahai Nabi Allah? Jawab Nabi: bagaimana aku akan berbuat demikian, sedangkan Allah akan menjadikannya seorang raja di surga. Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya di surga itu ada raja dan orang-orang terkemuka, dan ini salah seorang raja dan terkemuka. Wahai Abu Hurairah! Sesungguhnya Allah mengasihi, mencintai makhluknya yang suci hati, yang samar, yang bersih, yang terurai rambut, yang perutnya kempes kecuali dari hasil yang halal, yang bila akan masuk kepada raja tidak diizinkan, bila meminang wanita bangsawan tidak akan diterima,  bila tidak ada, tidak dicari, bila hadir tidak di hiraukan, bila sakit tidak di jenguk, bahkan ia meninggal tidak dihadiri jenazah nya.

Para sahabat bertanya: tunjukkan kepada kami wahai Rasulullah salah seorang dari mereka? Jawab Nabi: Uwais Al-Qorany, seorang berkulit coklat, lebar kedua bahunya, tinggi agak sedang dan selalu menundukkan kepalanya sambil membaca Al-Qur’an, tidak dikenal di bumi, tetapi terkenal di langit, andaikan ia bersungguh-sungguh memohon sesuatu kepada Allah pasti diberinya. Di bawah bahu bertemu padanya, maka mintalah kepadanya supaya memohonkan ampun untukmu.

6 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here