Aminsaja.com – Keistimewaan Bulan Syawal dan Makna Darinya. Bulan Syawal merupakan bulan pembuktian kemenangan bagi umat muslim, khususnya menang setelah satu bulan penuh beribadah khusyuk di bulan Ramadan. Pembuktian kemenangan ini diawali dengan Hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal. Selain bulan Ramadan, bulan Syawal juga merupakan salah satu bulan terbaik dalam Islam.
Banyak amal ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan di bulan Syawal ini. Salah satunya adalah puasa sunah 6 hari di bulan Syawal.
Takbir dan Kembali Fitri
Bulan Syawal adalah bulan kembalinya umat muslim kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya setelah melakukan ibadah Ramadan sebulan penuh. Pada tanggal 1 Syawal, umat muslim kembali makan pagi dan diharamkan untuk berpuasa pada tanggal tersebut (di hari raya Idul Fitri).
Datangnya bulan Syawal membawa kemenangan bagi umat muslim yang berjaya menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadan, dan menjadi lambang kemenangan dari “peperangan” menentang musuh dalam jiwa yang besar, yaitu hawa nafsu.
Tanggal 1 Syawal seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia mengumandangkan takbir. Oleh karena itu, bulan Syawal merupakan bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak, paling tidak selama satu malam begitu memasuki tanggal 1 Syawal.
Puasa Syawal
Ada amal ibadah yang sangat dianjurkan dan hukumnya sunah di bulan Syawal yakni puasa Syawal selama 6 hari. Namun, pelaksanaannya tidak boleh di hari 1 Syawal atau pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Sebab, nantinya puasa tersebut akan menjadi haram.
Meskipun mempunyai hukum sunah, namun terdapat keutamaan puasa syawal bagi siapa saja yang menjalankan. Dikatakan, salah satu keutamaan bulan syawal yang bisa didapatkan adalah pahala seperti berpuasa satu tahun penuh.
Salah satu hadis yang menyebutkan tentang keutamaan puasa syawal yakni hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, sebagai berikut:
عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، – رضى الله عنه – أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus.” (HR Muslim).
Niat Puasa Syawal dan Tata Caranya
Untuk puasa sunah sebenarnya tidak perlu diucapkan atau dilafalkan seperti akan menunaikan puasa wajib di bulan Ramadan. Puasa sunah seperti puasa syawal cukup diniatkan dalam hati esok hari akan berpuasa sunah syawal.
Sementara itu ada tata cara yang harus dilakukan dalam melaksanakan ibadah sunah puasa syawal. Berikut ini urutan tata cara puasa syawal.
1. Puasa Sunnah Syawal dilakukan selama 6 Hari.
2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fitri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal .
3. Lebih utama dilakukan secara berurutan, namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan.
4. Usahakan untuk menunaikan qadha puasa terlebih dahulu jika memiliki utang puasa Ramadan, agar mendapatkan ganjaran puasa Syawal yaitu puasa setahun penuh.
5. Boleh melakukan puasa Syawal pada hari Jumat dan Sabtu.
Bulan Disunahkan Menggelar Pernikahan
Bulan Syawal juga dijadikan waktu disunahkannya menikah ditujukan untuk menghilangkan kepercayaan orang-orang Arab Jahiliyah yang menganggap bahwa pernikahan di bulan Syawal adalah sebuah kesialan dan akan berujung dengan perceraian.
Sehingga para orang tua atau wali pada zaman jahiliyah tidak ingin menikahi putri-putri mereka begitu juga para wanita tidak mau dinikahi pada bulan tersebut. Untuk menghilangkan kepercayaan menyimpang tersebut, pernikahan di bulan Syawal pun dijadikan sebagai ibadah, sebagai sunah Nabi SAW. Sebagaimana terdapat hadis sahih dari Aisyah radhiyallahu’anha ia berkata:
تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي
Artinya: “Rasulullah SAW menikahiku pada bulan Syawwal dan berkumpul denganku pada bulan Syawwal, maka siapa di antara istri-istri beliau yang lebih beruntung dariku?”. ( HR Muslim no. 2551, At-Tirmidzi no. 1013, An-Nasai no. 3184, Ahmad no. 23137 )
Hadis di atas pun dijadikan sebagai anjuran untuk menikah di bulan Syawal, dan mematahkan keyakinan atau anggapan sial terhadap sesuatu yang bisa menjerumuskan seseorang kepada kesyirikan. Rasulullah ﷺ sangat membenci Thiyarah atau berkeyakinan sial akan hari, bulan, atau peristiwa tertentu, sehingga adanya larangan untuk melaksanakan suatu perencanaan di waktu-waktu tersebut karena dikhawatirkan akan membawa pengaruh buruk.
Melanjutkan Istiqomah Ibadah di Bulan Syawal
Meski Ramadan sudah berganti menjadi Syawal, jangan kasih kendor ibadahmu. Jaga ibadahmu sama seperti saat di Ramadan. Seperti yang telah disebutkan di atas sebelumnya, bulan Syawal adalah bulan kemenangan. Maka dari itu kita mesti menjaga kemenangan saat Ramadan di bulan Syawal ini.
Salah satu untuk menjaga kemenangan tersebut adalah berusaha menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Melatih menahan diri dari segala hawa dan nafsu dengan puasa sunah di Bulan Syawal.
Bulan Ramadan juga merupakan bulan yang penuh dengan hikmah dan pembelajaran bagi kita semua. Belajar untuk istiqomah dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hikmah lainnya yang bisa kita dapatkan adalah bulan menabung atau berinvestasi pahala sehingga di bulan syawal kita bisa meraih kemenangannya. Bila itu tetap dilaksanakan secara istiqomah, maka kemenangan selanjutnya akan kita rasakan di akhirat kelak.
Wallauhu A’lamu Bissowab