Beranda Keutamaan Keutamaan Malam Lailatul Qadr & Amalannya

Keutamaan Malam Lailatul Qadr & Amalannya

73
0
Keutamaan Malam Lailatul Qadar Amalannya

Aminsaja.comKeutamaan Malam Lailatul Qadr & Amalannya. Malam Lailatul Qadar sama dengan malam peringatan Nuzulul Qur’an, itu artinya kita sebagai umat Muslim untuk melakukan segala amalan yang telah dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Malam Lailatul Qadar sendiri merupakan sebuah malam yang begitu mulia dan penuh dengan keistimewaan serta keutamaan. Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari malam seribu bulan.  Pada Ramadan tiba, malam seribu bulan atau yang disebut Malam Lailatul Qadar begitu dinanti-nantikan kedatangannya oleh seluruh umat Muslim. Bagi siapa pun umat Muslim di seluruh penjuru dunia yang mengamalkan malam lailatul Qadar, tentu akan mendapatkan banyak keistimewaan serta bekal pahala untuk di akhirat kelak.

Keutamaan Lailatul Qadr sudah dijelaskan dalam firman Allah SWT sebagai berikut:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا

Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al-Qadr: 3-4).

Dan mengenai amalan-amalan yang utama untuk dilakukan pada malam tersebut, di antaranya adalah:

1. Melakukan i’tikaf

Sebagaimana hadits A’isyah RA beliau berkata:

أن النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان يعتكفُ العشرَ الأواخرَ من رمضانَ حتى توفاهُ اللهُ، ثم اعتكفَ أزواجُهُ من بعدِهِ

Artinya: “Sesungguhnya Nabi SAW melakukan i’tikaf pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelahnya“. (48. HR al-Bukhari (2026), Muslim (1172) dan lain-lain).

Dan juga dijelaskan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah RA sebagai berikut:

كان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ يجتهدُ في العشرِ الأواخرِ ، ما لا يجتهدُ في غيرِه

Artinya: “Rasulullah SAW bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir dengan kesungguhan yang tidak beliau lakukan pada waktu-waktu lainnya“. (50. HR Muslim (1175)).

Terdapat pula hadits lainnya dari A’isyah RA beliau berkata:

كان النبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا دخل العشرُ شدَّ مِئْزَرَهُ، وأحيا ليلهُ، وأيقظَ أهلهُ

Artinya: “Nabi SAW apabila memasuki sepuluh malam terakhir, beliau mengikat sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan istri-istrinya (untuk salat malam)“. (51. HR Al Bukhari (2024), Muslim (1174) dan lain-lain).

Imam Ibnu Katsir RA menjelaskan, “Dan makna perkataan A’isyah: (ُشدَّ مِئْزَرَهُ), ialah menjauhi istrinya (tidak menggaulinya), dan ada kemungkinan bermakna kedua-duanya (mengikat sarungnya dan tidak menggauli istri)”. (52. Lihat Tafsir al-Quranil Azhim (8/451)).

2. Memperbanyak doa

Imam Ibnu Katsir RA menjelaskan, “Dan sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa pada setiap waktu,
terlebih di bulan Ramadan, dan terutama lagi pada sepuluh malam akhirnya, di malam-malam ganjil”. (53. Lihat Tafsir al-Quranil Azhim (8/451)).

Dan doa yang dianjurkan Rasulullah SAW adalah seperti yang ditunjukkan oleh hadits A’isyah sebagai berikut:

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ « قُولِىاللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Artinya: “beliau berkata: Wahai Rasulullah, seandainya aku bertepatan dengan malam Lailatul Qadr, doa apa yang aku katakan? Beliau berkata, “Katakan: /Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwan fa’fu ‘anni/ Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan Engkau menyukai maaf, maka maafkan aku”. (54. HR at-Tirmidzi (3513), Ibnu Majah (3850).

3. Menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan melakukan salatْ atau ibadah lainnya.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda:

من صام رمضانَ إيمانًا و احتسابًا غُفِرَ له ما تقدَّم من ذنبِه ، و من قام ليلةَ القدرِ إيمانًا و احتسابًا غُفِرَ له ما تقدَّم من ذنبِه

Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan pengharapan (dari Allah), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu“. (55. HR al-Bukhari (2014), Muslim (760), dan lain-lain).

Kami mengajak kepada segenap pembaca artikel ini, agar selalu bertakwa kepada Allah SWT kapan pun dan di mana pun kita berada. Marilah kita selalu berdoa dan meminta kepada-Nya, memohon taufiq-Nya agar kita diberi kemudahan dalam ketaatan kepada-Nya, diberi kesempatan untuk dapat menuai pahala dari-Nya dengan berpuasa, qiyamul lail dan melakukan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadan pada tahun ini, sehingga kita keluar dari bulan yang penuh berkah ini dengan penuh keimanan, takut, berharap dan cinta hanya kepada-Nya semata. Dan mudah-mudahan Allah SWT senantiasa membimbing dan memberikan kita kekuatan untuk tetap istiqamah di jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang diridhai dan diberikan kenikmatan oleh-Nya sampai kita bertemu dengan-Nya nanti. Amin.

Wallahu A’lamu Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here