Beranda Doa-Doa Praktis Larangan Menghormati Seseorang Karena Kekayaannya

Larangan Menghormati Seseorang Karena Kekayaannya

125
0
Larangan Menghormati Seseorang Karena Kekayaannya

Aminsaja.comLarangan Menghormati Seseorang Karena Kekayaannya. Dalam kalangan masyarakat yang materialistik dan kapitalistik harga diri atau kehormatan seseorang seringkali dilihat dari harta kekayaan yang dimilikinya. Dalam arti, semakin seseorang tersebut bergelimangan harta ia akan semakin dikagumi dan dihormati oleh banyak orang. Sementara orang-orang miskin semakin tersingkir dan sering diremehkan. Penghormatan kepada orang kaya hanya karena kekayaannya, maka tidak diperbolehkan di dalam Islam berdasarkan hadits yang diriwayatkan Al-Baihaqi sebagai berikut:

وَمَنْ تَوَاضَعَ لِغَنِيٍّ لِغِناَهُ فَقَدْ ذَهَبَ ثُلُثَا دِيْنِهِ 

Artinya: “Dan barangsiapa merasa rendah di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh orang itu telah lenyap atau hilang dua pertiga agamanya”.

Merasa rendah atau menghormati orang kaya semata-mata hanya karena kekayaannya, bukanlah akhlak terpuji. Orang-orang kaya dihormati seharusnya bukan karena hartanya yang berlimpah tetapi karena amal-amal kebaikannya, seperti bertakwa kepada Allah SWT, ramah kepada sesama, suka bersedekah, suka menolong fakir miskin, sangat peduli terhadap kepentingan umum, dan lain sebagainya.

Islam melarang menghormati seseorang karena kekayaannya dengan beberapa alasan:

Pertama. Karena manusia lebih mulia daripada harta benda. Manusia adalah makhluk terbaik dan paling mulia yang diciptakan Allah SWT sebagaimana firman-Nya dalam Surat Al-Isra’ ayat 70:

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan, dengan kelebihan yang sempurna.”

Seseorang yang menghormati orang kaya semata-mata karena kekayaannya, sesungguhnya ia telah merugikan keimanan dan keislamannya sendiri. Kesalahannya bukan pada orang kaya yang dihormati tetapi pada dirinya sendiri karena telah menempatkan nilai kemanusiaan beserta seluruh potensi spiritualnya di bawah harta benda duniawi. Oleh Rasulullah SAW orang tersebut dikatakan telah melenyapkan dua pertiga agamanya. 

Kedua. Karena kekayaan berupa harta benda bukanlah kekayaan yang sebenarnya. Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah:

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

Artinya: “Bukanlah yang dinamakan kaya itu karena banyak harta, tetapi yang dinamakan kaya sebenarnya adalah kayanya jiwa.” 

Hal-hal spiritual seperti keimanan, ketakwaan, kesabaran, sikap tawakal, kesalehan, keramahan, kedermawanan dan lain sebagainya, itu jauh lebih berharga daripada hal-hal yang bersifat duniawi seperti harta benda atau kekayaan.

Di hadapan Allah SWT harta manusia tidak ada artinya hingga harta itu benar-benar dikonversi menjadi harta spiritual berupa amal-amal kebaikan.

Ketiga. Karena mengakibatkan orang-orang miskin tidak dihargai dalam masyarakat. Jika sikap menghormati orang kaya karena kekayaannya dibenarkan, maka akan timbul sikap sebaliknya yakni orang-orang yang tidak kaya atau miskin tidak dihargai. Dan inilah yang terjadi di masyarakat banyak orang miskin direndahkan dan diremehkan. Ini masalah besar yang tidak pernah dipermasalahkan hingga seolah-olah telah diterima sebagai kebenaran.  Jika permasalahan itu dikaitkan dengan hadits Rasulullah SAW: “Barang siapa merasa rendah di hadapan orang kaya karena kekayaannya sungguh orang itu telah lenyap atau hilang dua pertiga agamanya”, maka logika terbaliknya adalah barang siapa merasa lebih tinggi di hadapan orang miskin dalam bentuk merendahkannya karena kemiskinannya maka sungguh orang itu telah lenyap pula atau hilang dua pertiga agamanya.

Wallahu A’lamu Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here