Beranda Kajian Fiqih Islam Makruh Memakai Minyak wangi Saat Berpuasa

Makruh Memakai Minyak wangi Saat Berpuasa

98
0
Makruh Memakai Minyak wangi Saat Berpuasa

Aminsaja.comMakruh Memakai Minyak wangi Saat Berpuasa. Menggunakan minyak wangi atau parfum merupakan hal yang dianjurkan dalam syariat. Salah satu hikmah dari menggunakan minyak wangi dalam ranah sosial adalah sebagai wujud menghormati orang lain agar kita tidak memberikan efek bau tidak nyaman tatkala berinteraksi dengan mereka. Tidak heran jika minyak wangi merupakan hal yang disukai oleh Rasulullah SAW. Dan menggunakan minyak wangi juga merupakan salah satu dari kesunahan atau perilaku yang biasa dilakukan oleh para rasul terdahulu. Hal ini disebutkan dalam hadits sebagai berikut:

أَرْبَعٌ مِنْ سُنَنِ الْمُرْسَلِيْنَ الحَيَاءُ وَالتَّعَطُّرُ وَالسِّوَاكُ وَالنِّكَاحُ  

Artinya: “Empat perkara yang merupakan sunnah para rasul, yaitu rasa malu, memakai wangi-wangian, bersiwak, dan menikah” (HR Tirmidzi).

Dalam suasana bulan Ramadan apakah memakai minyak wangi masih disunakan?. Karena mengingat puasa Ramadan wujud ibadah yang salah satu menjauhi kemegahan dan kemewahan.

Para ulama dari kalangan mazhab Syafi’i berpandangan bahwa menggunakan minyak wangi pada saat siang hari di bulan puasa adalah tidak sunah atau makruh. Hal ini dikarenakan dalam penggunaan minyak wangi terdapat kandungan makna kemewahan di dalamnya yang tidak selaras dengan tujuan dari puasa. Namun hukum makruh ini akan hilang tatkala sudah masuk waktu magrib atau masuk waktu malam hari. Sebagaimana dijelaskan dalam kitab al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah:

وقال الشّافعيّة : يسنّ للصّائم ترك شمّ الرّياحين ولمسها . والمراد أنواع الطّيب ، كالمسك والورد والنّرجس ، إذا استعمله نهارا لما فيها من التّرفّه ، ويجوز له ذلك ليلا ، ولو دامت رائحته في النّهار ، كما في المحرم  

Artinya: “Para ulama Syafi’iyyah berkata: Disunahkan bagi orang yang berpuasa untuk tidak mencium wangi-wangian dan memegangnya. Maksud dari wangi-wangian adalah berbagai macam parfum, seperti wangi misik, bunga mawar dan bunga bakung ketika dipakai pada saat siang hari, sebab dalam menggunakan wangi-wangian terkandung makna kemewahan. Dan boleh menggunakan wangi-wangian saat malam hari, meskipun harum wanginya menetap sampai siang hari, seperti halnya hukum bagi orang yang muhrim” (Kementrian Wakaf dan Urusan Keagamaan Kuwait, al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, juz 13, hal. 178).

Dalam kitab I’anatutthalibin dijelaskan sebagai berikut:

(وتطيب) لغير صائم على الاوجه (قوله: لغير صائم) أي غير محرم. أما الاول فيكره له استعمال الطيب. وأما الثاني فيحرم.  

Artinya: “Dan disunnahkan (saat hari Jumat) menggunakan wewangian, kecuali bagi orang yang berpuasa menurut qaul awjah dan kecuali bagi orang yang sedang ihram. Menggunakan wewangian dihukumi makruh bagi orang yang berpuasa dan haram bagi orang yang ihram” (Syekh Abu Bakr Muhammad Syatha, Hasyiyah I’anah at-Thalibien, juz 2, hal. 97).

Demikian! memakai minyak wangi atau parfum disiang bulan Ramadan bagi yang berpuasa, hukumnya makruh tidak sampai membatalkan.

Wallahu A’lamu Bissowab









LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here