Beranda Keutamaan Misteri Dari Sebuah Keikhlasan

Misteri Dari Sebuah Keikhlasan

256
0
Misteri Dari Sebuah Keikhlasan

Aminsaja.com Misteri Dari Sebuah Keikhlasan. Ikhlas ialah merupakan kunci dalam beribadah. Mengerjakan segala sesuatu dengan ikhlas merupakan perbuatan terpuji.

Belum dikatakan sempurna jiwa kita dalam beramal taat kepada Allah SWT jika kita tidak ikhlas. Kesempurnaan jiwa dalam beramal taat tercermin pada keikhlasan kita melaksanakan aturan dan ketentuan hukum yang ditetapkan Allah SWT. Kita ikhlas melaksanakan perintah-Nya tanpa harus memilih sesuai apa yang kita suka. Seandainya kita hanya melaksanakan perintah-Nya yang kita suka dan meninggalkan perintah-Nya yang kita rasa berat, berarti kita bukanlah orang yang taat.

Adapun jenis ketaatan itu mencakup sikap sabar, tawakal, ikhlas, tawadhu, dan tunduk kepada Allah SWT. Tidak akan sempurna pengabdian kita kepada-Nya jika tidak disertai hati yang ikhlas. Tetap jika kita melakukannya dengan ikhlas, maka hati kita akan senang dan bahagia dalam menjalankan perintah-Nya itu. Sikap ikhlas bukan berarti menerima keputusan sesuai harapan kita. Namun ikhlas pula terhadap keputusan sekali pun takdir itu menyakitkan dan tidak disukai.

Kita tidak berhak memutuskan qadha dan qadar Allah SWT. Kita tidak berhak mengatur takdir-Nya, sehingga kita tak akan mampu memungut sesuatu yang kita sukai dan mengabaikan yang tidak kita sukai. Takdir tidak boleh dipilih-pilih. Sebab pilihan kita itu relatif. Apa yang kita pandang baik dan menyenangkan belum tentu demikian. Apa yang kita lihat buruk, tetapi dibalik keburukan itu ada nilai yang mahal. Allah SWT Maha mengetahui sehingga apa yang diberikan kepada kita senantiasa baik. Allah SWT mengetahui kadar kemampuan kita dalam menjalani hidup.

Amalan Yang tidak ikhlas akan tertolak

Orang yang ridho atas takdir Allah SWT dalam segala keadaan, maka Allah SWT akan ridha kepadanya. Jika kita ikhlas menerima rezeki yang sedikit, maka Allah pun akan ikhlas menerima amal kita yang sedikit. Jika kita ikhlas terhadap ketentuan Allah SWT dalam segala hal, maka diri kita akan menemui sesuatu yang lebih cepat untuk mencapai keridhaann-Nya.

Janganlah kita seperti orang-orang munafik. Amalan mereka, meski pun banyak, tetapi ditolak oleh Allah SWT karena tidak disertai keikhlasan. Amal perbuatannya memang memukau, tetapi niatnya disertai dengan riya’ (ingin dipuji orang) atau karena penyakit hari lainnya, sehingga Allah menolaknya, Allah tidak ikhlas kepadanya.

Ikhlas dengan Takdir Allah SWT

Ketika Kita kesal terhadap hidup kita sendiri yang kurang beruntung, berarti secara tidak langsung kita marah kepada Allah SWT. kita merasa sedih, bimbang, pikiran buntu, hati patah, dan berprasangka kurang baik terhadap takdir, berarti kita telah bertindak keterlaluan kepada Allah SWT.

Sikap berkeluh kesah tentang kehidupan yang kurang menyenangkan kepada orang lain, berarti kita tidak ikhlas dengan takdir-Nya. Berarti kita marah kepada Allah SWT.

Sebaliknya, ikhlas terhadap takdir-Nya merupakan sikap yang dapat membebaskan kita dari sikap buruk itu. Sikap ikhlas dapat membuka pintu surga dunia. Karena itu, janganlah kita marah terhadap nasib kita sendiri. Sikap ini justru akan menambah beban pikiran kita dan membuat pikiran kita carut marut bagaikan benang kusut.

Ibnu Al-Ruwandi, seorang filosofi cerdas tetapi kafir. Ketika ia melihat orang lain yang bodoh tetapi bergelimang harta, hatinya menjadi gelisah . “Aku ini seorang filosofi terkenal di dunia, tapi hidupku tidak bahagia. Hidupku melarat. Sementara mereka yang bodoh tetapi kaya. Sungguh ini pembagian rezeki yang tidak adil!” Karena ucapannya itu, Allah SWT menjadi murka kepadanya dan tidak menambahkan apa-apa baginya kecuali kebencian, kehinaan dan kesulitan. Sebagai mana dijelaskan dalam kitab Al-Qur’an:

وَلَعَذَابُ الْاٰخِرَةِ اَخْزٰى وَهُمْ لَا يُنْصَرُوْنَ

Artinya: Sedangkan azab akhirat pasti lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan. (QS. Fushilat ayat: 16)

Manfaat Bersikap Ikhlas

Ikhlas mendatangkan keimanan, kedamaian dan ketenangan. Sikap ini meneguhkan hati kita ketika kita menghadapi permasalahan yang samar dan membingungkan. Kita tak akan panik ketika menemui permasalahan yang mengaburkan. Selanjutnya hati kita akan mempercayai terhadap janji-janji Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebagai mana disebutkan dalam Al-Qur’an:

وَلَمَّا رَأَى الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هَٰذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ ۚ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّا إِيمَانًا وَتَسْلِيمًا

Artinya: “Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu, mereka berkata: “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita”. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada mereka kecuali iman dan ketundukan”. (QS. Al-Ahzab ayat: 22)

Sedangkan kemarahan (lawan ikhlas) akan mengakibatkan hati kita menjadi bimbang dan gelisah. Sikap tidak ikhlas menjadikan hati kita sakit dan terkoyak-koyak. Selalu merasa khawatir, dendam, dengki, sepanjang hidup. Kita seperti orang-orang yang berkata, “Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya”. (QS. Al-Ahzab 12).

Orang yang hatinya dipenuhi ketidak ikhlasan, ia melaksanakan perintah Allah dengan sungguh-sungguh apabila keuntungannya tampak nyata. Namun jika perintah itu merugikan (memberatkan) diri sendiri, ia malas melaksanakannya. Bahkan berusaha menghindar. Jika ia mendapatkan kebaikan, hatinya menjadi gembira. Jika ditempa bencana, atau sesuatu yang menyedihkan, ia berpaling dari Allah SWT. Sikap seperti ini hanyalah akan mendatangkan kerugian baginya, baik di dunia dan akhirat. Sebagai mana diterangkan dalam Al-Qur’an:

خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةَۗ ذٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِيْنُ

 Artinya: “Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata”. (QS. Al-Haj ayat: 11).

Sikap ikhlas yang mendatangkan ketenangan dan kedamaian dalam hati kita, sehingga keadaan kita menjadi lebih baik dan bertawakal.

Sikap benci dan berkeluh kesah membuat kita tidak tenang dan tak akan bertawakal. Salah satu nikmat Allah SWT yang terbesar kepada hamba-Nya adalah ketenangan karena adanya ikhlas di dalam hatinya.

Jangan Menentang Takdir

Sesungguhnya ikhlas dapat membebaskan diri kita dari sikap menentang keputusan dan hukum Allah. Sebaliknya, berkeluh kesah dan tidak ikhlas secara tidak langsung diri kita menentang Allah SWT dan menentang hukum serta keputusan-Nya. Sebagaimana pembangkangan iblis kepada Allah SWT yang di dasarkan pada sikap ketidak relaannya atas segala ketentuan Allah SWT dalam masalah keagamaan maupun keduniaan.

Sesungguhnya orang yang paling kafir dan paling pendusta adalah mereka yang menentang Allah SWT dengan kesombongannya. Ia tidak mau tunduk kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Ia mengabaikan perintah-Nya, melanggar larangan-Nya, membenci takdir-Nya dan tidak tunduk terhadap perintah-Nya.

Wallohu A’Lam Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here