Beranda Aminsaja News Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam

Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam

89
0
Pengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam

Aminsaja.comPengertian Toleransi Menurut Pandangan Islam. Bagi seorang Muslim toleransi adalah merupakan sikap mulia dan terpuji, karena pada dasarnya sikap tersebut merupakan wujud dari nilai-nilai keislaman, yaitu saling menghormati dan menghargai perbedaan, baik antar individu maupun kelompok, dengan tujuan untuk menghadirkan perdamaian dalam keberagaman.

Adapun di negara tercinta ini (Indonesia) yang mempunyai latar belakang perbedaan yang beragam, mulai dari keyakinan, suku, ras, hingga warna kulit. Apabila warga negara Indonesia yang mayoritas Muslim tidak memiliki sikap toleransi, maka akan ada konflik dan perpecahan antar individu maupun kelompok.Toleransi bukan hanya sekedar esensi agama Islam, akan tetapi untuk melindungi hubungan antar umat beragama.

Dalam Islam, toleransi dianalogikan sebagai baju yang dapat dilipat dan dibawa kemana-mana, sedangkan agama Islam dianalogikan sebagai lemari yang tidak dapat dilipat dan dibawa kemana-mana secara sembarangan. Maknanya adalah, toleransi bukan berarti pemeluk agama Budha mengikuti salat wajib di masjid dan umat Islam beribadah di kuil-kuil. Akan tetapi setiap umat beragama silakan beribadah sesuai keyakinan dan tempat ibadahnya karena toleransi bukan mencampurkan adukan keyakinan.

Dapat diketahui bahwa sikap toleransi (tasamuh) merupakan ajaran yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah Rasulullah ﷺ untuk saling menghargai berbagai macam perbedaan yang ada. Allah ﷻ berfirman dalam QS Yunus (10) : 40-41. Sebagai berikut:

وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ ۚ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ . وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ ۖ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُون

Artinya: “Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad) maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. ayat 40-41).

Dalam tafsirnya Al-Azhar Buya Hamka menjelaskan berkaitan ayat yang di atas, bahwa umat Muslim secara muamalah, (Bertransaksi) masih diperbolehkan berinteraksi dengan mereka. Namun dalam masalah aqidah, agama dan ibadah tidak boleh ada kerja sama, atau atas kejahatan dan kerusakan yang mereka perbuat, maka kaum Muslimin harus melepas diri dari mereka. Dan jangan sampai melakukan kekerasan apa yang mereka kerjakan. Maka dengan cara ini bangsa kita akan menjadi damai. Islam seperti inilah, banyak di antara orang-orang musyrikin Makkah di zaman dahulu yang kemudian satu per satu masuk Islam.

Terdapat banyak sekali hadits Nabi terkait sikap tasamuh, diantaranya hadits riwayat Bukhari, yang diterangkan sebagai berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ اْلأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَة

Artinya: “Dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata, ditanyakan kepada Rasulullah ﷺ: “Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?, maka beliau bersabda: ‘Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran).

Adapun dalam hadits tersebut Rasulullah ﷺ menjawab pertanyaan dari Ibnu ‘Abbas bahwa agama yang dicintai Allah ﷻ ialah agama yang lurus lagi toleran, bukan agama yang mengajarkan kepada sikap yang tidak menghargai dan mencela perbedaan.

Bagaimana tata cara untuk menjadi Muslim yang menjunjung tinggi nilai toleransi (tasamuh)?
1. Saling menghormati antar agama dengan tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah sesuai agama dan keyakinannya.

2. Tidak berkata buruk, mengejek, dan menghina orang lain baik yang sama suku dan agamanya atau pun berbeda.

3. Saling menghargai antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin dengan tidak sewenang-wenang memperlakukan orang lain.

Dengan adanya tata cara tersebut, insya Allah toleransi tidak hanya menjadi ucapan, tetapi akan menjadi tindakan yang dilakukan oleh seorang Muslim. Sehingga secara langsung atau pun tidak langsung umat-umat beragama lainnya merasakan Islam hadir sebagai rahmatan lil ‘alamin.

Wallahu A’lamu Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here