Beranda Aminsaja News Puasa 6 Hari Dibulan Syawal Dan Keutamaannya

Puasa 6 Hari Dibulan Syawal Dan Keutamaannya

120
1
Puasa 6 Hari Dibulan Syawal Dan Keutamaannya

Aminsaja.Com Puasa 6 Hari Dibulan Syawal Dan Keutamaannya, Setelah puasa Ramadan selesai Umat Islam merayakan Idul Fitri dan halal bihalal, dan sebagian menjalankan puasa 6 hari di Bulan syawal dimulai dari tanggal 2 sampai dengan tanggal 7 syawal.

Puasa ini sering disebut dengan puasa syawal, bahkan di beberapa tempat sesudahnya puasa syawal dirayakan kembali dengan istilah lebaran ketupat.

Puasa syawal Dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan pahalanya sama dengan puasa setahun penuh, seperti disebutkan oleh HR. Muslim:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh.” (HR Muslim).

Hukum Puasa Syawal

Dikutip dari NU Online Idealnya puasa sunah Syawal enam hari itu dilakukan persis setelah hari Raya Idhul Fithri, yakni pada 2-7 Syawal. Tetapi orang yang berpuasa di luar tanggal itu sekalipun tidak berurutan tetap mendapat keutamaan puasa Syawal seakan puasa wajib setahun penuh. Bahkan orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nadzar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal. Keterangan Syekh Ibrahim Al-Baijuri berikut ini kami kira cukup membantu.

وإن لم يصم رمضان كما نبه عليه بعض المتأخرين والظاهر كما قاله بعضهم حصول السنة بصومها عن قضاء أو نذر

Artinya: “Puasa Syawal tetap dianjurkan meskipun seseorang tidak berpuasa Ramadhan-seperti diingatkan sebagian ulama muta’akhirin-. Tetapi yang jelas-seperti dikatakan sebagian ulama-seseorang mendapat keutamaan sunah puasa Syawal dengan cara melakukan puasa qadha atau puasa nadzar (di bulan Syawal),” (Lihat Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ‘alâ Syarhil ‘Allâmah Ibni Qasim, Darul Fikr, Juz I, Halaman 214).

Niat Puasa Syawal

‎نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Niat Tersebut dibaca jika niatnya dilakukan dimalam hari. Akan tetapi bagi yang mendadak di pagi harinya ingin mengamalkan puasa Syawal ini, diperbolehkan baginya untuk berniat sejak kamu berkehendak puasa sunah. Karena kewajiban niat di malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.

sedangkan untuk niat yang dilakukan mendadak dipagi atau siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى‎

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Keutamaan Puasa Syawal

1. Menyempurnakan Puasa Ramadhan (Puasa wajib)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ صَلاَتُهُ فَإِنْ كَانَ أَكْمَلَهَا وَإِلاَّ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ وُجِدَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَكْمِلُوا بِهِ الْفَرِيضَةَ “‏

Artinya: “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata: “Amalan pertama yang dihitung dari seorang manusia adalah sholat. Jika sempurna maka semuanya akan tercatat lengkap, dan jika ada yang kurang Allah SWT akan berkata, “Periksalah jika hambaku melakukan ibadah sunnah (nafil).” Jika dia melakukannya maka ibadah wajib akan dilengkapi dari yang sunnah””. (HR An-Nasa’i).

2. Pahalanya Seperti Puasa secara Terus Menerus

Perumpamaan dari ibadah puasa Syawal ini adalah seperti melakukan puasa tiada henti. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist riwayat Muslim, yaitu:

عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الأَنْصَارِيِّ، – رضى الله عنه – أَنَّهُ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏ “‏ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Dari Abu Ayyub al-Ansari (semoga Allah SWT ridho atasnya) melaporkan Rasulullah SAW berkata, “Dia yang berpuasa selama Ramadhan dan melanjutkannya dengan enam hari puasa saat bulan Syawal akan seperti melakukan puasa terus menerus.” (HR Muslim).

3. Seperti Puasa Setahun Penuh

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka baginya (pahala) puasa selama setahun penuh.” (HR Muslim).

4. Pahalanya Dilipatgandakan

Hitungan pahala puasa Syawal dilipatgandakan, seperti disebutkan dalam hadist Ibnu Majah sebagai berikut,

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ ‏”‏ مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya: “Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, “Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa.”

5. Tanda Diterimanya Ibadah Puasa Ramadhan

Puasa sunah syawal merupakan tanda diterimanya puasa Ramadhan sebab, sesungguhnya Allah SWT apabila menerima amal kebaikan seseorang, akan menganugerahi ia untuk berbuat kebaikan setelah itu.

“Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 394.)

6. Tanda Bersyukur Kepada Allah SWT

Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur umat Islam kepada Allah SWT atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan berupa puasa, qiyamul lail (shalat Trawaih), zakat dan lain sebaginya.

7. Menjaga Keistikomahan Ibadah yang Dijalankan Selama Ramadhan

Menjalankan ibadah puasa enam hari di bulan Syawal menunjukkan bahwa ibadah yang dijalankan selama bulan Ramadhan tidak berhenti meski bulan suci itu telah berlalu. Seperti diketahui, baiknya Ibadah-ibadah yang dijalankan selama bulan Ramadhan hendaknya memang tetap dipertahankan oleh umat Islam.

Demikian pembahasan tentang Puasa 6 Hari Dibulan Syawal Dan Keutamaannya, semoga bermanfaat. selamat merayakan Idul Fitri dan Halal Bihalal dengan keluarga dan sanak saudara.

Wallohu A’lam Bishshowab

1 KOMENTAR

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here