Beranda Aminsaja News Sejarah Tradisi Halal Bihalal

Sejarah Tradisi Halal Bihalal

192
0
Sejarah Tradisi Halal Bihalal

Aminsaja.ComSejarah Tradisi Halal Bihalal, Seperti Yang Kita pahami, Begitu selesai Bulan Ramadan, Umat Islam merayakan Idul Fitri, yang mempunyai istilah lain di masyarakat Indonesia yaitu dengan istilah Lebaran dan Halal bihalal.

Tradisi Halal Bihalal sangat lekat di dalam masyarakat Indonesia. Sehingga Ribuan Umat Islam menyempatkan waktu untuk datang menemui keluarga di kampung halaman hanya demi tradisi halal bihalal.

Halal Bihalal dapat juga diartikan sebagai silaturahmi dengan kerabat, keluarga, handai tolan maupun teman-teman lainya dengan tujuan untuk saling memaafkan.

Istilah Halal Bihalal sebenarnya hanya ada di Indonesia, kenapa seperti itu? mari kita pelajari sejarah halal bihalal.

Awal mula istilah dan tradisi halal bihalal muncul

Asal usul istilah Halal bihalal ini bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936. Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia. Pedagang martabak ini dibantu dengan pembantu primbuminya kemudian mempromosikan dagangannya dengan kata-kata ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’. Sejak saat itu, istilah halal behalal mulai populer di masyarakat Solo.

Masyarakat kemudian menggunakan istilah ini untuk sebutan seperti pergi ke Sriwedari di hari lebaran atau silaturahmi di hari lebaran. Kegiatan Halal bihalal kemudian berkembang menjadi acara silaturahmi saling bermaafan saat Lebaran.

Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab Istilah Halal bihalal merupakan hasil pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat Asia Tenggara. Beberapa sumber menyebutkan bahwa tradisi halal bihalal pertama kali dirintis oleh Mangkunegara I, lahir 08 April 1725, yang terkenal dengan sebutan Pangeran Sambernyawa. Ketika itu, untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya setelah sholat Idul Fitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja dengan para punggawa dan prajurit secara serentak di balai istana.

Sumber lainnya adalah tradisi halal bihalal bermula pada masa revolusi kemerdekaan, di mana Belanda datang lagi. Saat itu, kondisi Indonesia sangat terancam dan membuat beberapa tokoh menghubungi Soekarno pada bulan Puasa 1946 agar bersedia menggelar pertemuan dengan mengundang seluruh komponen revolusi di hari raya Idul Fitri yang jatuh pada bulan Agustus. Pada saat itu KH.Wahab Chasbullah memberikan saran pelaksanaan kegiatan silaturahmi yang digagas oleh Bung Karno dengan sebutan halal bihalal. Kegiatan ini dilakukan untuk tujuan membumikan dan menumbuhkan konsep ajaran Ahlussunah wal Jamaah. Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat Indonesia dapat mempererat tali persaudaraan, kemanusiaan, dan kebangsaan untuk Kedamaian umat Manusia. Dalam Ukhuwah NU ketiga hal ini disebut juga dengan islamiyah, basyariyah, dan wathaniyah, yang biasanya dilakukan pada momen bulan Syawal untuk saling bermaaf-maafan

Kemudian, Presiden Soekarno menyetujui dan dibuatlah kegiatan halal bihalal yang dihadiri tokoh dan elemen bangsa sebagai perekat hubungan silaturahmi secara nasional. Sejak saat itu, semakin maraklah tradisi halal bihalal dan tetap dilestarikan oleh masyarakat Indonesia sebagai salah satu media untuk mempererat persaudaraan bagi keluarga, tetangga, rekan kerja dan umat beragama.

Kapan pun dan oleh siapa pun istilah halal bihalal muncul, pada prinsipnya budaya ini sangat baik dan relevan dengan ajaran Islam.

Macam-macam Jenis Halal Bihalal

  1. Halal Bihalal Personal / Perorangan
  2. Halal Bihalal Sesama Anggota Keluarga
  3. Halal Bihalal Antar Keluarga
  4. Halal Bihalal Komunitas
  5. Halal Bihalal Virtual

Wallohu A’lam Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here