Beranda Aminsaja News Tanda-Tanda dan Fenomena Akhir Zaman

Tanda-Tanda dan Fenomena Akhir Zaman

114
0
Tanda Tanda dan Fenomena Akhir Zaman

Aminsaja.comTanda-Tanda dan Fenomena Akhir Zaman. Perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa judul ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti terjadinya kiamat, bukan juga malampaui kapasitas bak peramal yang mangait-ngaitkan kondisi terkini dengan yang akan terjadi. Ini hanya semacam renungan tentang hadits-hadits akhir zaman yang puncaknya bertujuan untuk semakin bersemangat dalam menyiapkan bekal untuk akhirat.

Kalau dibaca dan diamati hadits-hadits mengenai tanda-tanda akhir zaman, baik yang kecil maupun besar, yang terjadi maupun yang belum terjadi, ada kesamaan pola yang bisa dicatat, yaitu: banyak sekali tanda-tanda akhir zaman yang sudah terjadi bahkan sejak di abad pertama kelahiran Islam. Bahkan lahirnya Nabi Muhammad ﷺ sendiri, menurut keterangan hadits, juga menunjukkan akhir zaman.

Oleh karena itu, ketika di sini dikemukakan 10 tanda mengenai akhir zaman yang mirip dengan kondisi saat ini, maka itu bukan berarti memastikan atau menentukan, tapi hanya sebagai bahan renungan agar umat Islam lebih bersiap untuk menyiapkan bekal akhirat.  Kalau di zaman Nabi saja dikatakan kiamat sudah dekat, terlebih di masa sekarang yang sudah 15 abad lebih.

9 Tanda-tanda Akhir Zaman

1. Terangkatnya Ilmu

Maksud dengan terangkatnya ilmu di sini adalah banyaknya ulama yang diwafatkan. Kematian ulama disebut sebagai tanda akhir zaman. Ketika mereka banyak yang meninggal, maka itu artinya sebagian ilmu dicabut oleh Allah dari bumi. Akibat sosialnya, masyarakat kehilangan suluh untuk menerangkan setiap persoalan agama yang ingin mereka tanyakan. Sebagaimana diterangkan dalam hadits Nabi SAW:

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ: أَنْ يُرْفَعَ العِلْمُ وَيَثْبُتَ الجَهْلُ، وَيُشْرَبَ الخَمْرُ، وَيَظْهَرَ الزِّنَا

Artinya: “Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek perzinahan secara terang-terangan.” (HR. Bukhari).

Dalam hadits yang lain, yang dimaksud diangkatnya ilmu bukanlah sekaligus, tapi dengan diwafatkannya ulama. Sabda Nabi SAW:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ العِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ العِبَادِ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ العِلْمَ بِقَبْضِ العُلَمَاءِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالًا، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ، فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu sekaligus mencabutnya dari hamba, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan cara mewafatkan para ulama hingga bila sudah tidak tersisa ulama maka manusia akan mengangkat pemimpin dari kalangan orang-orang bodoh, ketika mereka ditanya mereka berfatwa tanpa ilmu, mereka sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari).

Kemarin pada masa pandemi, satu persatu ulama diambil oleh Allah. Bukan saja di Indonesia, di luar negeri pun demikian. Fenomena semacam ini seyogianya membuat mukmin semakin semangat dan waspada. Semangat menyiapkan bekal akhirat, dan waspada dalam memilah dan memilih ulama untuk berkonsultasi.

2. Banyaknya Gempa

Sering terjadinya gempa bumi adalah tanda akhir zaman, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Nabi SAW:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزَّلاَزِلُ

Artinya: “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga banyak terjadi gempa bumi.” (HR. Bukhari).

Kalau diperhatikan informasi BMKG betapa gempa hampir terjadi tiap hari. Kelak ketika kiamat sudah tiba, maka akan terjadi gempa yang lebih dahsyat. Oleh karena itu, fenomena gempa yang ada bisa dijadikan pemantik untuk mengingat dahsyatnya hari kiamat sehingga semakin gencar beramal shalih.

Sebelum era digital, orang sudah banyak yang merasa waktu terasa cepat. Di era digital seperti ini, waktu terasa semakin singkat dan cepat. Apapun sangat dimudahkan dimanjakan oleh kecanggihan teknoligi. Seolah-olah waktu sudah seperti dilipat; terasa tidak ada jarak meski secara teritorial berjauhan.

3. Waktu Terasa Berjalan Cepat

Waktu semakin terasa cepat, itu tanda akhir zaman. sebagai sabda Nabi SAW:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعْفَةِ

Artinya: “Kiamat tidak terjadi sehingga waktu menjadi singkat, satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan terasa seperti satu pekan, satu pekan seperti satu hari, satu hari seperti satu jam, dan satu jam secepat terbakarnya daun kurma kering.

4. Timbul Berbagai fitnah

Nabi SAW telah mengabarkan bahwa di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah munculnya fitnah besar yang bercampur di dalamnya kebenaran dan kebathilan. Iman menjadi goyah, sehingga seseorang beriman pada pagi hari dan menjadi kafir pada sore hari, beriman pada sore hari dan menjadi kafir pada pagi hari. Setiap kali fitnah itu muncul, maka seorang mukmin berkata, “Inilah yang menghancurkanku,” kemudian terbuka dan muncul (fitnah) yang lainnya, lalu dia berkata, “Inilah, inilah.” Senantiasa fitnah-fitnah itu datang menimpa manusia sampai terjadinya hari Kiamat. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Musa al-Asy’ari RA dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا بِسُيُوفِكُمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنْ دُخِلَ عَلَى أَحَدِكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ.

Artinya: “Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari, di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil)”.  [HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak].

5. Banyak Terjadi Pembunuhan

Di ceritakan dari Abu Hurairah RA ia berkata, “Bersabda Rasulullah SAW:

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ، لَا تَذْهَبُ الدُّنْيَا حَتَّى يَأْتِيَ عَلَى النَّاسِ يَوْمٌ لَا يَدْرِي الْقَاتِلُ فِيمَ قَتَلَ ، وَلَا الْمَقْتُولُ فِيمَ قُتِلَ ، فَقِيلَ كَيْفَ يَكُونُ ذَلِكَ ؟ قَالَ : الْهَرْجُ ، الْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ

Artinya: “Demi Dzat yg jiwaku berada di tangan-Nya, tidak akan hilang dunia (tidak akan terjadi hari kiamat,pen) hingga datang kepada manusia suatu hari (zaman), orang yang membunuh tidak tau karena alasan apa ia membunuh, dan orang yang terbunuh tidak tau karena alasan apa ia di bunuh. Lalu ditanyakan (kepada beliau), ‘bagaimana bisa terjadi yang demikian? Beliau berkata: ‘al-harju, orang yang membunuh dan yang terbunuh di neraka”. [HR. Muslim (No.2908)].

Peristiwa pembunuhan sudah sangat banyak diberitakan oleh berita-berita kriminal. Terlebih setelah pandemi, betapa banyak terjadi pembunuhan. Seorang ibu membunuh tiga anaknya lalu bunuh diri akibat kesusahan ekonomi dan masih banyak yang lainnya.

6. Pemimpin Bodoh

Dari Jabir bin Abdillah bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepada Ka’ab bin Ajzah:

أَعَاذَكَ اللهَ مِنْ إمَارَةِ السُّفَهَاءِ

Artinya: “Aku memohon perlindungan untukmu kepada Allah dari kepemimpinan orang-orang bodoh.” (HR. Ahmad)

7. Banyak Aparat yang Tidak Adil

Pemimpin yang tidak adil pada rakyatnya, maka diharamkan surga oleh Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW:

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَشْهَبِ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ عَادَ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ مَعْقِلَ بْنَ يَسَارٍ الْمُزنِيَّ فِي مَرَضِهِ الَّذِي مَاتَ فِيهِ قَالَ مَعْقِلٌ إِنِّي مُحَدِّثُكَ حَدِيثًا سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ عَلِمْتُ أَنَّ لِي حَيَاةً مَاحَدَّثْتُكَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ عَبْدٍ يَسْتَرْعِيهِ اللَّهُ رَعِيَّةً يَمُوتُ يَوْمَ يَمُوتُ وَهُوَ غَاشٌّ لِرَعِيَّتِهِ إِلَّا حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ

artinya: “Abu ja’la (ma’qil) bin jasar r.a berkata: saya telah mendengar rasulullah saw bersabda: tiada seorang yang diamanati oleh allah memimpin rakyat kemudian ketika ia mati ia masih menipu rakyatnya, melainkan pasti allah mengharamkan baginya surga”. (Bukhari dan Muslim)

8. Hukum Diperjual Belikan

Di akhir zaman hukum diperjual belikan. Sebagaimana hadist yang diterangkan oleh Rasulullah SAW:

بَادِرُوا بِالْمَوْتِ سِتًّا: إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ، وَكَثْرَةَ الشُّرَطِ، وَبَيْعَ الْحُكْمِ، وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ، وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ، وَنَشْوًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ، وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا

Artinya: “Bersegeralah melakukan enam hal sebelum datang kematian: dari pemimpin bodoh, banyaknya ajudan (aparat yang tak menjalankan hukum dengan adil), hukum diperjualbelikan, darah tertumpah dengan mudah, saling memotong tali silaturrahmi, dan keturunan yang menjadikan Al Qur’an bagaikan seruling, mereka dahulukan siapa saja yang bisa menyanyikannya walaupun dia adalah orang yang tidak mengerti persoalan agama.”  (HR. Ahmad).

9. Saling Memutus Silaturahmi

Memutus hubungan silaturahmi sangat dilarang oleh syariat Islam. Dalam hadits Nabi SAW dijelaskan:

وَعَنْ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ رضي الله عنه قالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّه صلى الله عليه و سلم : “لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ” يَعْنِي: قَاطِعَ رَحِمٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Artinya: “Dari Jubair bin Muth‘im Radiyallāhu anhu ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahim.”
(Muttafaqun ‘alaih).

Dan juga dalam hadist lain diterangkan:

بَادِرُوا بِالْمَوْتِ سِتًّا: إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ، وَكَثْرَةَ الشُّرَطِ، وَبَيْعَ الْحُكْمِ، وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ، وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ، وَنَشْوًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ، وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا

“Bersegeralah melakukan enam hal sebelum datang kematian: dari pemimpin bodoh, banyaknya ajudan (aparat yang tak menjalankan hukum dengan adil), hukum diperjualbelikan, darah tertumpah dengan mudah, saling memotong tali silaturrahmi, dan keturunan yang menjadikan Al Qur’an bagaikan seruling, mereka dahulukan siapa saja yang bisa menyanyikannya walaupun dia adalah orang yang tidak mengerti persoalan agama.”  (HR. Ahmad).

Fenomena memutus hubungan silaturahim juga sangat gencar diera digital. Memang kemajuan teknologi membuat silaturahim semestinya lebih gampang dan mudah. Namun, juga sangat gampang terputus. Hanya karena beda pendapat, beda pilihan politik, beda dukungan dan perbedaan kecil lainnya yang seharusnya tak semestinya memutus silaturahim, akhirnya terputus dan berkelanjutan di media sosial. Saling sindir, bully, nyinyir dan lain sebagainya.

Sebenarnya, masih banyak hadits-hadits lain mengenai fenomena akhir zaman. Hanya saja, 10 tanda dalam tulisan ini kiranya cukup untuk dijadikan pelajaran bahwa kiamat semakin dekat. Tanda-tanda kecilnya sudah banyak terjadi. Melihat tanda-tanda ini, yang sebaiknya membuat umat Islam kian mengintrospeksi diri, memperbanyak amal saleh, menjaga persatuan dan kesatuan serta sibuk menyiapkan bekal untuk akhirat.

Wallahu A’lamu Bissowab

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here