Beranda Aminsaja News Tujuan dan Hikmah Merayakan Maulid Nabi

Tujuan dan Hikmah Merayakan Maulid Nabi

71
0
Tujuan dan Hikmah Merayakan Maulid Nabi

Aminsaja.comTujuan dan Hikmah Merayakan Maulid Nabi. Merayakan maulid (hari kelahiran pada 571 M) Nabi Muhammad SAW diperingati setiap bulan Rabiul Awwal yang umumnya diisi dengan zikir, shalawat, dan pembacaan buku sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW). Bahkan, oleh sebagian orang seperti masyarakat Madura maulid Nabi Muhammad SAW diperingati setiap ada acara, seperti acara pernikahan, tasyakuran dan sebagainya. Kelahiran Nabi Muhammad SAW diperingati dengan berbagai motif. Sebagian orang memperingatinya sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah SAW tetapi sebagian lainnya memperingati kelahiran Nabi sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran Nabi agung, yaitu manusia sempurna yang layak diteladani.

وأما مجرد فعل البر وما ذكر معه من غير نية أصلا فإنه لا يكاد يتصور ولو تصور ولم يكن عبادة ولا ثواب فيه إذ لا عمل إلا بنية ولا نية هنا إلا الشكر لله تعالى على ولادة هذا النبي صلى الله عليه وسلم في هذا الشهر الشريف

Artinya: “Perbuatan baik dan ibadah lainnya tanpa niat sama sekali hampir-hampir sulit dibayangkan. Kalau pun ya, maka ia tidak bernilai ibadah. Tidak ada pahala di dalamnya karena tidak ada amal tanpa niat. Sedangkan niat di sini (peringatan maulid) tidak lain adalah ekspresi syukur kepada Allah SAW atas kelahiran Nabi Muhammad saw pada bulan mulia ini”. (As-Suyuthi, Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah:], halaman 62).

Kelahiran Nabi layak diperingati oleh umat Islam baik sebagai bentuk cinta Rasul atau sebagai rasa syukur kepada Allah. Peringatan kelahiran Nabi sebaiknya diisi dengan ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah sebagaimana isyarat Rasulullah SAW terhadap sahabatnya perihal puasa hari Senin. Sebagaimana sabda Nabi SAW:

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ, وَبُعِثْتُ فِيهِ, أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

Artinya: “Itu (puasa Senin) hari aku dilahirkan, aku diutus, atau hari wahyu diturunkan kepadaku”. (HR Muslim).

Hikmah di Balik kelahiran Hari Senin Rabiul Awwal Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, seperti dikutip As-Suyuthi, mengatakan bahwa peringatan kelahiran sebagai bentuk syukur kepada Allah dapat ditarik dari hadits Nabi Muhammad SAW riwayat Bukhari dan Muslim perihal puasa Asyura (10 Muharram) yang dilakukan umat Yahudi. Ketika tiba di Madinah, Rasulullah SAW menemukan Yahudi Madinah mengamalkan puasa Asyura. Ketika ditanya, mereka menjawab, “Ini (10 Muharram) adalah hari Allah menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Musa. Kami berpuasa hari ini sebagai bentuk syukur kepada Allah.” “Kami lebih layak memuasakannya daripada kalian,” jawab Rasulullah SAW.

Imam Al-Asqalani menyimpulkan bahwa syukur kepada Allah dilakukan karena nikmat yang Allah berikan atau karena mudharat yang Allah hindarkan. Sedangkan kelahiran Nabi Muhammad SAW (kelahiran) merupakan nikmat terbesar di alam raya ini.

والشكر لله تعالى يحصل بأنواع العبادات كالسجود والصيام والصدقة والتلاوة وأي نعمة أعظم من النعمة ببروز هذا النبي صلى الله عليه وسلم الذي هو نبي الرحمة في ذلك اليوم

Artinya: “Syukur kepada Allah swt terwujud dengan pelbagai jenis ibadah, misalnya sujud (salat sunah), puasa, sedekah, dan membaca Al-Qur’an. Adakah nikmat yang lebih besar pada hari ini dari kelahiran Nabi Muhammad saw, nabi kasih sayang”. (As-Suyuthi: 63).

Peringatan kelahiran Nabi dari Masa Rasulullah hingga Sekarang Masyarakat Indonesia memperingati kelahiran Nabi dengan cara yang khas. Sebagai bentuk syukur kepada Allah, mereka memperingati kelahiran Nabi dengan mengimpun kebaikan yang dapat mereka lakukan seperti zikir, shalawat, sedekah makanan, pembacaan riwayat Nabi Muhammad saw, dan biasanya ceramah agama.

Wallahu A’lamu Bissowab  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here