Beranda Umroh & Haji Keutamaan Padang Arafah dan Jejak Rasulullah SAW

Keutamaan Padang Arafah dan Jejak Rasulullah SAW

297
0
Keutamaan Padang Arafah dan Jejak Rasulullah SAW

Keutamaan Padang Arafah dan Jejak Rasulullah SAW dapat dirasakan oleh umat muslim seluruh dunia, pada tanggal 9 Dzulhijjah ketika melaksanakan wukuf

Arafah berarti tahu atau kenal, karena lokasi ini adalah tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah terpisah sekitar 200 tahun yaitu sewaktu turun dari surga. Mereka saling mencari karena Nabi Adam turun di India dan ibu Hawa turun di Iraq. Akhirnya saling melihat dan mengenal di lokasi itu, persisnya di Jabal rahmah. Peristiwa pertemuan di lokasi ini diabadikan setiap tahun oleh Nabi Adam dan diteruskan oleh keturunannya sewaktu melaksanakan Ibadah Haji sampai sekarang.

Sebagian ulama menyatakan bahwa Arafah, Maknanya “Mengetahui”. atau “Mengerti”. Pada saat Nabi Ibrahim AS melaksanakan Haji bersama malaikat Jibril, Nabi Ibrahim ditanya oleh Jibril, “Apa kamu tahu wahai Ibrahim tentang kita berada di Arafah ini?, lalu Ibrahim jawab, Ya saya tahu”, maka dengan jawaban tersebut diberi nama Arafah.

Arafah adalah padang pasir yang terletak 25 km sebelah Timur kota Mekkah. Hamparan pasir dan batu yang luas dan tidak ada penghuninya. Kota ini di kelilingi oleh bukit-bukit batu yang berbentuk setengah lingkaran. Setiap musim Haji menjelang tanggal 9 Dzulhijjah Arafah didatangi umat Islam dari seluruh dunia untuk melakukan Wukuf. Waktu Wukuf adalah terhitung sejak tergelincirnya matahari tengah hari tanggal 9 Dzulhijjah sampai dengan terbit fajar tanggal 10 Dzulhijjah. Wukuf di Arafah merupakan salah satu Rukun Haji, kalau tidak dilaksanakan maka Hajinya tidak sah.

Keutamaan Padang Arafah

1. Tempat Paling Mustajab

Adapun keutamaan Padang Arafah adalah sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW :

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ

“Doa yang paling baik adalah doa dihari Arafah”. (HR. Tirmidzi 3585)

2. Tempat Pembebasan Dosa

Nabi Muhammada SAW bersabda:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ

Tidak ada hari yang paling banyak Allah menentukan pembesan hambanya dari neraka kecuali hari Arafah”.

HR. Muslim No. 1348

Dibawah puluhan ribu kemah-kemah itulah jamaah Haji memuja dan memuji Allah SWT serta memanjatkan doa dengan maksud meminta ampunan dosa dan mendekatkan diri kepada-Nya semata.

Di padang pasir inilah terdapat sebuah bukit bernama Jabal rahmah, tempat Adam dan Hawa berjumpa kembali setelah terpisah hidup terpencar 200 tahun di bumi karena diusir Allah dari surga. Nabi Adam diturunkan di India dan Hawa di Iraq. Keduanya saling mencari dan akhirnya bertemu dipadang Arafah persisnya di Jabal rahmah (bukit kasih sayang). Setelah bertemu mereka menetap di Mekkah dan mengembangkan ketuturunannya disana.

Padang Arafah yang luasnya sekitar 3,5 km x 3,5 km, sekarang oleh pemerintah Arab Saudi sudah dilengkapi infra struktur canggih dangan jalan-jalan lebar beraspal dan ditumbuhi pohon-pohon rindang. Dibagian tengah lokasi ini terdapat terdapat tiang-tiang air setinggi tiang listrik yang dipuncaknya terdapat spuyer-spuyer kecil yang dapat menyemburkan uap air halus. Setiap tahun ketika jamaah sedang Wukuf tiang-tiang air dihidupkan. Kawasan yang disemprot uap air itu menjadi sejuk dan nyaman sehingga resiko jamaaah terkena heat stroke (sengatan matahari) dapat dikurangi. Disamping itu tersedia air yang cukup untuk berwudhu serta keperluan-keperluan lainnya.

Arafah Adalah Tempat Diturunkanya Ayat Terahir dari Al Qur’an

Ayat terakhir yang diturunkan oleh Allah yaitu dipadang Arafah, dengan firman Allah SWT:

يَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِن دِينِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ ۚ الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

Artinya : Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka para sahabat mendengar Ayat ini gembira dan bahagia, kecuali Abu Bakar manangis sebab dia tahu bahwa sebentar lagi Rasulullah akan meninggal.

Pesan Lengkap Nabi Muhammad SAW yang terahir di Padang Arafah

Pada tanggal 9 Dzulhijjah jutaan umat muslim berdatangan menuju padang Arafah untuk melaksanakan sebuah kewajiban, yaitu berwukuf di Arafah, karena Wukuf di Arafah ada salah satu rukun Haji. Dan dipadang Arafah ada sebuah bukit yang dikenal sebagai Jabal Rahmah, bukit itu adalah tempat di mana Nabi Muhammad S.A.W menyampaikan khotbah terakhirnya.

Berikut pesan lengkap Rasulullah dalam khutbah terakhirnya di haji wada:

“Wahai manusia sekalian! Perhatikanlah kata-kataku ini! Saya tidak tahu, kalau-kalau sesudah tahun ini, dalam keadaan seperti ini, tidak lagi saya akan bertemu dengan kamu sekalian.”

“Saudara-saudara! Bahwasanya darah kamu dan harta-benda kamu sekalian adalah suci buat kamu, seperti hari ini dan bulan ini yang suci sampai datang masanya kamu sekalian menghadap Tuhan. Dan pasti kamu akan menghadap Tuhan; pada waktu itu kamu dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatanmu. Ya, saya sudah menyampaikan ini!”
“Barangsiapa telah diserahi suatu amanat, tunaikanlah amanat itu kepada yang berhak menerimanya.”

“Bahwa semua riba sudah tidak berlaku. Tetapi kamu berhak menerima kembali modalmu. Janganlah kamu berbuat zalim merugikan orang lain, dan jangan pula kamu teraniaya dirugikan. Allah SWT telah menentukan bahwa tidak boleh lagi ada riba dan bahwa riba al-Abbas bin Abdul-Muttalib semua sudah tidak berlaku.”

“Bahwa semua tuntutan darah selama masa jahiliah tidak berlaku lagi, dan bahwa tuntutan darah pertama yang kuhapuskan adalah darah Ibn Rabi’ah bin al-Haris bin Abdul-Muttalib!”

“Kemudian daripada itu, Saudara-saudara, hari ini nafsu setan yang meminta disembah di negeri ini sudah putus buat selama-lamanya. Tetapi, kalau kamu turutkan dia walaupun dalam hal yang kamu anggap kecil, yang berarti merendahkan segala amal perbuatanmu, niscaya akan senanglah dia. oleh karena itu, peliharalah agamamu baik-baik,”
“Saudara-saudara, menunda-nunda berlakunya larangan bulan suci berarti memperbesar kekufuran. Dengan itu, orang kafir itu sesat. Satu tahun mereka langgar dan tahun yang lain mereka sucikan, untuk disesuaikan dengan jumlah yang sudah disucikan Allah SWT. Kemudian, mereka menghalalkan apa yang sudah diharamkan Allah dan mengharamkan mana yang sudah dihalalkan.”

“Zaman itu berputar sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Jumlah bilangan bulan menurut Allah SWT ada 12 bulan, empat bulan di antaranya bulan suci, tiga bulan berturut-turut dan bulan Rajab antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban.”

“Kemudian daripada itu, Saudara-saudara. Sebagaimana kamu mempunyai hak atas istri kamu, juga istrimu sama mempunyai hak atas kamu. Hak kamu atas mereka ialah untuk tidak mengizinkan orang yang tidak kamu sukai menginjakan kaki atas lantai rumahmu, dan jangan sampai mereka dengan jelas membawa perbuatan keji,”

“Kalau sampai mereka melakukan itu, Allah SWT mengizinkan kamu berpisah ranjang dengan mereka dan boleh menghukum mereka dengan suatu hukuman yang tidak sampai mengganggu.

Bila mereka sudah tidak lagi melakukan itu, maka kewajiban kamulah memberi nafkah dan pakaian kepada mereka dengan sopan santun. Berlaku baiklah terhadap istri kamu. Mereka itu mitra yang membantumu. Mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka. Kamu mengambil mereka sebagai amanat Allah SWT, dan kehormatan mereka dihalalkan buat kamu dengan nama Allah SWT.”

“Perhatikanlah kata-kata saya ini, Saudara-saudara. Saya sudah menyampaikan ini. Ada masalah yang sudah jelas saya tinggalkan di tangan kamu, yang jika kamu pegang teguh, kamu tak akan sesat selama-lamanya; Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.”

“Wahai Manusia sekalian! Dengarkan kata-kataku ini dan perhatikan! Kamu akan mengerti, bahwa setiap Muslim saudara Muslim yang lain, dan bahwa Muslimin semua bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan (mengambil sesuatu) dari saudaranya, kecuali jika dengan senang hati diberikan kepadanya. Janganlah kamu menganiaya diri sendiri.”

Di Padang Arafah, jemaah haji menghabiskan seluruh waktu siang dan sorenya untuk berzikir, salat dan memohon ampunan kepada Allah SWT, serta memohon kekuatan untuk mengarungi masa depan mereka di dunia dan di akhirat.

Wukuf di Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah itu merupakan puncak ritual ibadah haji.

Wukuf berasal dari kata Arab wuquf yang berarti berhenti. Pesan moral kata ini adalah mengajak manusia untuk meninggalkan aktivitas dunia selama beberapa jam dan merenungi diri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here